Kata 'seharusnya' mungkin saat ini menjadi layaknya hantu yang terus menggentayangi entrenador Real Madrid, Jose Mourinho dan asistennya Aitor Karanka. Berikut ini merupakan pernyataan yang disampaikan oleh Jose Mourinho yang saya kutip dari vivanews.com "Kami akan kembali pada 11 Juli dengan hasrat yang sama dan motivasi yang sama untuk selalu mencoba menghargai prestise dan sejarah mengagumkan Real Madrid. Akhirnya, saya ingin mengakhiri dengan harapan yang sangat sederhana, dimana musim yang akan datang kami akan bangkit dengan prinsip-prinsip di mana tak seorangpun akan melupakan."
"Bicara fair-play, respek kepada lawan Anda dan kartu merah untuk rasis semoga tidak hanya menjadi kata-kata. Mereka harus menjadikan kenyataan. Saya ulang, saya punya harapan musim depan kami dapat bangkit dari olahraga kita dengan memulihkan prinsip-prinsip fundamental itu," tegas Mourinho lagi. Pernyataan mengenai kartu merah untuk rasis itu tampak dialamatkan Mou untuk Sergio Busquets yang menyerang Marcelo dengan kata-kata rasis saat laga Madrid kontra Barca di semifinal Liga Champions Eropa. Di lain kesempatan Aitor Karanka selaku asisten dari Jose Mourinho pun melayangkan pernyataan yang mengindikasikan kata-kata seharusnya. Berikut ini pernyataan Karanka yang saya kutip langsung dari goal.com “Untuk menangani gaya bermain Barcelona, kami merencanakan dua gim berbeda. Kami memikirkannya demi hasil terbaik,” ujar Karanka kepada DT.
“Saya yakin bila semuanya berjalan normal, kamilah yang akan mencapai final Liga Champions,” tambahnya. Pernyataan kedua otak strategi Madrid tersebut memang sekilas tampak mengesankan bahwa merekalah pihak yang dirugikan dalam laga semifinal Liga Champions dan tidak seharusnya mereka tersingkir. Dan tidak seharusnya Barcelona yang lolos ke final.
Bicara soal prinsip fundamental yang dikatakan oleh Mourinho mungkin yang dimaksud olehnya adalah soal meraih kemenangan dengan cara-cara terhormat yang sesuai dengan prinsip Fair Play atau bermain dengan adil. Kalau memang itu yang dibicarakan, marilah sejenak kita menoleh ke belakang saat Mou memberikan instruksi agar Xabi Alonso dan Sergio Ramos sengaja mendapatkan kartu merah agar dapat beristirahat dan akumulasi kartu kuning keduanya hilang pada babak knock out,apakah itu yang disebut fair dan sesuai dengan prinsip fundamental sepakbola? ah Saya meragukannya. Lalu bicara mengenai Aitor Karanka tentang hal yang berjalan normal, memangnya apa yang tidak normal dari laga semifinal pada saat itu ? Peluit ditiup oleh wasit untuk memulai dan mengakhiri pertandingan, normal bukan? Soal ada pihak yang dirugikan atau lebih dirugikan wajar dalam sepakbola. Bukankah lebih terhormat untuk mengakui kekalahan tanpa mencari-cari kesalahan pihak yang menang?
Subjektifkah tulisan ini? Saya rasa tidak sama sekali. Saya tidak mengenal kedua pribadi yang saya tuliskan, justru mengagumi prestasi keduanya dan cara mereka meraihnya dengan kerja keras. Namun ada hal-hal yang prinsip dan fundamental saat seseorang belum dapat mencapai keinginannya, introspeksi diri dan tidak menimpakan kesalahan kepada pihak lain. Mohon maaf bila ada kurang berkenan.
Read More..
"Bicara fair-play, respek kepada lawan Anda dan kartu merah untuk rasis semoga tidak hanya menjadi kata-kata. Mereka harus menjadikan kenyataan. Saya ulang, saya punya harapan musim depan kami dapat bangkit dari olahraga kita dengan memulihkan prinsip-prinsip fundamental itu," tegas Mourinho lagi. Pernyataan mengenai kartu merah untuk rasis itu tampak dialamatkan Mou untuk Sergio Busquets yang menyerang Marcelo dengan kata-kata rasis saat laga Madrid kontra Barca di semifinal Liga Champions Eropa. Di lain kesempatan Aitor Karanka selaku asisten dari Jose Mourinho pun melayangkan pernyataan yang mengindikasikan kata-kata seharusnya. Berikut ini pernyataan Karanka yang saya kutip langsung dari goal.com “Untuk menangani gaya bermain Barcelona, kami merencanakan dua gim berbeda. Kami memikirkannya demi hasil terbaik,” ujar Karanka kepada DT.
“Saya yakin bila semuanya berjalan normal, kamilah yang akan mencapai final Liga Champions,” tambahnya. Pernyataan kedua otak strategi Madrid tersebut memang sekilas tampak mengesankan bahwa merekalah pihak yang dirugikan dalam laga semifinal Liga Champions dan tidak seharusnya mereka tersingkir. Dan tidak seharusnya Barcelona yang lolos ke final.
Bicara soal prinsip fundamental yang dikatakan oleh Mourinho mungkin yang dimaksud olehnya adalah soal meraih kemenangan dengan cara-cara terhormat yang sesuai dengan prinsip Fair Play atau bermain dengan adil. Kalau memang itu yang dibicarakan, marilah sejenak kita menoleh ke belakang saat Mou memberikan instruksi agar Xabi Alonso dan Sergio Ramos sengaja mendapatkan kartu merah agar dapat beristirahat dan akumulasi kartu kuning keduanya hilang pada babak knock out,apakah itu yang disebut fair dan sesuai dengan prinsip fundamental sepakbola? ah Saya meragukannya. Lalu bicara mengenai Aitor Karanka tentang hal yang berjalan normal, memangnya apa yang tidak normal dari laga semifinal pada saat itu ? Peluit ditiup oleh wasit untuk memulai dan mengakhiri pertandingan, normal bukan? Soal ada pihak yang dirugikan atau lebih dirugikan wajar dalam sepakbola. Bukankah lebih terhormat untuk mengakui kekalahan tanpa mencari-cari kesalahan pihak yang menang?
Subjektifkah tulisan ini? Saya rasa tidak sama sekali. Saya tidak mengenal kedua pribadi yang saya tuliskan, justru mengagumi prestasi keduanya dan cara mereka meraihnya dengan kerja keras. Namun ada hal-hal yang prinsip dan fundamental saat seseorang belum dapat mencapai keinginannya, introspeksi diri dan tidak menimpakan kesalahan kepada pihak lain. Mohon maaf bila ada kurang berkenan.