Korps Adyaksa memiliki sosok Jaksa Agung baru sebagai pengganti Hendarman Supandji, Beliau adalah Basrief Arief yang juga pernah menjabat sebagai Wakil Jaksa Agung pada 2005-2007. Basrief Arief lahir di Tanjung Enim, Sumatera Selatan, 23 Januari 1947, beliau mulai bertugas sebagai Jaksa Agung pada 26 November 2010 dengan didampingi oleh Darmono sebagai Wakil Jaksa Agung. Basrief Arief pernah juga menjabat sebagai Kajati DKI Jakarta. Pemilihan Basrief Arief oleh Presiden ini diharapkan oleh masyarakat agar dapat menyelesaikan kasus-kasus yang tertunda terutama kasus penanggulangan korupsi, tentu saja bekerja secara sinergi dengan KPK dan Polri.
Busyro Muqoddas akhirnya terpilih oleh Komisi III DPR sebagai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melalui voting pada Kamis (25/11). Beliau mengalahkan empat komisioner KPK lainnya dengan mengumpulkan 43 suara, Bibit mendapatkan 10 suara, M. Jassin mendapatkan 2 suara, sedangkan Chandra dan Haryono Umar tidak mendapatkan suara. Busyro Muqoddas dapat dikatakan berpengalaman di bidang hukum, beliau dilahirkan di Yogyakarta pada 17 Juli 1952, memperoleh gelar sarjana hukum di Universitas Islam Indonesia pada 1977. Karier hukumnya dimulai pada 1983 ketika beliau menjabat sebagai Direktur Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum UII, beliau pernah menjabat sebagai Pembantu Dekan III Fakultas Hukum UII pada 1986-1988, kemudian menjabat sebagai Pembantu Dekan I Fakultas Hukum UII hingga 1990. Beliau mendapatkan gelar Magister Hukumnya di Universitas Gadjah Mada pada 1995. Pada Tahun 1995-1998 beliau menjabat sebagai Ketua Pusdiklat dan LKBH Laboratorium Fakultas Hukum UII. Busyro Muqoddas juga merupakan anggota merangkap ketua Komisi Yudisial pada periode 2005-2010. Semoga terpilihnya Busyro Muqoddas bukanlah sebagai permainan politik kalangan elit semata untuk mempertahankan korupsi sistemik yang merajalela dan dengan terpilihnya Busyro Muqoddas, diharapkan KPK kembali memiliki taring yang tajam untuk memberantas korupsi yang sudah menjadi penyakit stadium akut di Indonesia. Semoga saja...
Banyak motif dari menulis sesuatu, seperti untuk publikasi diri, publikasi tulisan, untuk dikenang, untuk dicatat oleh sejarah, untuk berbagi, untuk menginformasikan dan lain-lain. Motif penulis mengunggah tulisan kali ini adalah yang pertama untuk berbagi kemudian untuk belajar melalui saran dan kritik yang disampaikan oleh pembaca blog Menatapi Awan ini. Oleh karena itu, bagi yang berkenan mohon berikan saran dan kritiknya baik dalam hal isi maupun format penulisan. Terima kasih banyak.
KODE ETIK PROFESI TEKNOLOGI INFORMASI
(Tugas III Mata Kuliah Etika Profesi)
Oleh :
Nama: Dika Ferdiansyah
NPM: 0617032050
PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2010
Kata Pengantar
Syukur Alhamdulillah Penulis ucapkan atas nikmat yang tidak henti dilimpahkan oleh Allah SWT sehingga Penulis mampu menyelesaikan makalah yang berjudul Kode Etik Profesi Teknologi Informasi ini. Shalawat serta salam juga senantiasa Penulis curahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, nabi akhir zaman yang kelak memberikan syafaat bagi umatnya.
Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas ketiga yang diberikan dalam mata kuliah Etika Profesi, besar harapan Penulis agar makalah ini dapat bermanfaat bagi Mahasiswa Program Studi Ilmu Komputer Universitas Lampung, baik yang sedang mengambil mata kuliah Etika Profesi maupun yang belum. Semoga makalah ini menjadi makalah yang lebih baik dari segi penulisan maupun isi dibandingkan tugas-tugas makalah etika profesi yang telah dibuat sebelumnya oleh Penulis dan juga semoga makalah ini dapat dijadikan salah satu referensi yang baik.
Penulis menyadari masih terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan penyampaiannya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para calon profesional di bidang teknologi informasi.
penerapan teknologi realitas tertambah pada brosur promosi sebuah produk komputer atau notebook
(Tugas Kapita Selekta)
Oleh:
Dika Ferdiansyah
(0617032050)
PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2010
I.Latar Belakang
Augmented reality atau realitas tertambah adalah penggabungan antara benda maya dua dimensi atautiga dimensi ke dalam lingkungan nyata tiga dimensi kemudian memproyeksikan benda maya tesebut ke dalam waktu nyata.Dari pengertian realitas tertambah di atas maka dengan menggunakan teknologi tersebut dapat ditampilkan informasi yang tidak dapat diterima manusia sehingga membantu proses persepsi dan interaksi dalam dunia nyata. Teknologi yang bias dibilang baru ini sangat berguna di beberapa bidang kehidupan seperti kedokteran, militer, hiburan, rekayasa enjinering, robotic, consumer design, dan lain-lain.
Dari kegunaannya yang membantu proses persepsi dan interaksi, realitas tertambah akan terlihat sangat menarik bagi setiap orang yang baru pertama kali melihatnya. Hal tersebut menjadikan realitas tertambah cukup relevan apabila diterapkan ke dalam media promosi suatu produk. Hakikatnya, tujuan dari promosi adalah memperkenalkan suatu produk ke khalayak, media yang digunakan pun bermacam-macam seperti radio, surat kabar, brosur, televisi, internet, dan lain-lain. Hal yang tidak bisa dipungkiri adalah promosi atau iklan dari suatu produk yang menarik akan mudah dikenali oleh khalayak dan menimbulkan rasa keingintahuan sehingga dapat meningkatkan penjualan produk. Demikianlah hal yang melatarbelakangi penerapan realitas tertambah dalam media promosi, terutama brosur promosi sebuah produk komputer atau notebook .
Teknologi informasi merupakan bidang yang memiliki prospek baik dan sangat menjanjikan bagi bangsa Indonesia. Namun bila dilihat sekilas perkembangan bidang teknologi informasi di Indonesia dapat dinilai cukup lamban, hal itu disebabkan oleh tidak terpenuhinya beberapa aspek penting dalam pengembangan teknologi informasi di antaranya infrastruktur, finansial, dan sumber daya manusia atau yang bisa juga disebut dengan profesional. Berkaitan dengan profesionalisme di bidang teknologi informasi maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai aspek sumber daya manusia atau profesional bidang teknologi informasi di Indonesia.
Kelangkaan sumber daya manusia atau profesional di bidang teknologi informasi merupakan permasalahan seluruh dunia tanpa terkecuali Indonesia, kelangkaan tersebut terjadi karena terlalu cepat berkembangnya bidang teknologi informasi yang tidak diimbangi oleh sumber daya manusianya. Oleh karena ketidakseimbangan perkembangan teknologi informasi dibandingkan dengan perkembangan profesional di bidang tersebut maka bisnis di sektor ini pun terlihat berjalan lambat, terutama di Indonesia. Menurut Armein Z. R. Langi pada makalahnya disebutkan bahwa apabila program Bandung High Tech Valley berjalan lancar maka pada tahun 2010 akan dibutuhkan tenaga kerja teknologi informasi sebanyak 350.000 orang. Jumlah yang sangat banyak dan akan sulit dipenuhi apabila tanpa persiapan dan perencanaan sumber daya manusia yang matang. Apalagi dengan akan diberlakukannya pasar bebas Asia, bukan tidak mungkin tenaga kerja dari India dan Cina yang sangat potensial akan menembus ke Indonesia.
Pekerjaan dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya di dunia mulai dari kebutuhan primer seperti pangan, sandang, dan papan hingga kebutuhan tertier untuk semakin mempermudah hidup atau sekedar memuaskan keinginan. Pendidikan keterampilan dan keahlian sangat dibutuhkan untuk mendapatkan pekerjaan, untuk selanjutnya pekerjaan tersebut dapat dikatakan sebagai profesi seseorang. Dalam melakukan profesi atau pekerjaan ada nilai-nilai yang menjadi batasan bagi setiap orang untuk memenuhi tujuannya, apakah hal yang dilakukan orang tersebut dalam menjalankan profesinya benar atau salah dan baik atau buruk. Konsep nilai-nilai itu biasa disebut dengan etika profesi. Setiap profesi pasti memiliki konsep nilai-nilai tersebut baik tertulis dalam suatu aturan maupun tidak tertulis, tidak terkecuali profesi dalam bidang teknologi informasi.
B. Tujuan
Makalah ini ditulis untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan dalam perkuliahan etika profesi selain itu diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa jurusan Ilmu Komputer Universitas Lampung baik yang sudah mengambil mata kuliah etika profesi maupun yang belum untuk dijadikan sebagai bahan referensi.
Piala Dunia selalu menghadirkan drama, tanpa terkecuali di tahun 2010 ini. Drama yang berakhir bahagia maupun berakhir tragis. Gagal lolosnya kedua finalis Piala Dunia 2006 ke babak 16 besar, kekalahan telak Inggris atas Jerman di perdelapan final, dan hanya satu perwakilan benua Afrika yang lolos ke babak 16 besar boleh kita anggap sebagai tragedi Piala Dunia 2010. Namun hal tersebut yang justru menarik dari sebuah penyelenggaraan Piala Dunia dan hal tersebut memang akan selalu ada dalam sepak bola. Biarkan kubu yang kalah menangisi kegagalannya begitu pula dengan kubu pemenang, biarkan mereka merayakan kemenangannya. Tangis kegagalan mereka hanya sementara, tawa kemenangan mereka pun tak akan selamanya. Dinamika sepak bola yang menunjukkan puncaknya pada saat Piala Dunia, lagi-lagi belum bisa kita rasakan sepenuhnya sebagai warga yang negaranya menjadi peserta. Untuk sementara ini, biarlah kita hanya menyaksikan kekalahan tragis dan kemenangan dramatis dari negara-negara yang ikut serta dalam Piala Dunia 2010. Para tim pemenang otomatis dianggap sebagai pahlawan oleh rakyat dan pendukungnya, sementara yang kalah tidak selalu jadi pecundang di mata rakyat dan negaranya. Istimewanya Piala Dunia, setiap momen akan dicatat oleh sejarah.
Read More..