Laman

Selasa, 13 November 2012

Lain Italia Lain Irak Lain Pula Indonesia

Jelang Piala AFF 2012, masalah persepakbolaan Indonesia tidak kunjung kelar malah makin bertambah. Biarkan saya mengingat permasalahannya satu persatu. Pertama kasus dualisme kompetisi nasional, yang kedua ditambah pula kasus dualisme kepemimpinan di federasi sepakbola nasional, yang ketiga ujung-ujungnya menjadi dualisme tim nasional. Ditambah lagi kasus indisipliner pemain tim nasional versi PSSI. secara awam dan dilihat dari sudut pandang saya yang sangat terbatas, maka mohon dimaklumi jika saya menganggap konflik persepakbolaan nasional ini semacam konflik perebutan pengaruh dan kekuasaan. Terlepas dari kasus indisipliner pemain. Berlarut-larut. Tidak ada pihak yang mau mengalah, merasa benar sendiri.

Tapi tunggu sebentar, coba kita tengok jauh dulu ke Italia sana, dengan masalah calciopolinya atau pengaturan pertandingan dan pengaturan skor, Italia mampu menjadi juara Piala Dunia 2006. Luar biasa bukan? mungkin saja masalah tersebut menjadi pelecut semangat para pemain Italia untuk membuktikan bahwa liga mereka memang layak ditonton, bukan karena calciopoli.
Tengok agak dekat ke asia barat, ada Irak yang negaranya dirundung oleh konflik dan perang namun tim nasionalnya mampu menjuarai Piala Asia tahun 2007. Hebat bukan? mungkin saja para pemain tim nasional Irak ingin membuktikan bahwa negara mereka adalah benar-benar negara yang kuat walaupun hampir porak poranda karena perang.

Namun lain Italia lain Irak lain Indonesia, masalahnya pun lain, semangatnya pun lain. Semoga saja Indonesia mampu jadi juara Piala AFF 2012. Namun tentu saja bukan untuk membuktikan bahwa "Federasi" sepakbola versi siapa yang benar dan "Federasi" sepakbola versi siapa yang salah. Kalau untuk para pemain saya yakin mereka tidak ada yang berpikir ke arah itu. tetap semangat para pahlawan Indonesia! siapapun kalian saya tetap mendukungmu. :-)
Read More..

Sabtu, 06 Oktober 2012

Catatan Perjalanan: Pantai Sambolo, Anyer

Pagi yang istimewa. 30 Juni 2012. Seperti biasa saya selalu sepi sendiri, tapi sekali lagi pagi ini sangat istimewa. Untuk pertama kalinya gadis pujaan saya saat ini ingin datang ke rumah untuk jadwal wakuncar (waktu kunjung pacar) ke Cilegon. hehe... Si Ratu Lebah, itu perumpamaan dia buat saya. Tidak tahu mengapa, hanya suka saja mengumpamakan dia seperti itu.
Saya tidak tahu Si Ratu Lebah mulai berangkat dari Bekasi pukul berapa, yang pasti dia sudah tiba di terminal bayangan Cilegon tepat pukul 10 pagi. Agak terlambat saya menjemputnya, untung saja Si Ratu Lebah belum mulai kesal karena memang belum terlalu lama menunggu. Pukul 10.30 kita berdua tiba di rumah. Si Ratu Lebah makan, istirahat sejenak, kemudian dengan semangatnya dia langsung mengajak ke pantai yang memang sudah kita rencanakan sebelumnya. Kita berangkat dari rumah pukul 11.00.
Perjalanan menuju pantai kita tempuh dengan mengendarai sepeda motor lewat jalur alternatif Cilegon-Anyer. Jalur tersebut melintasi kawasan Mancak dan Paninjauan yang masih sangat asri dengan perbukitan hijaunya. Saya sangat senang melihat Si Ratu Lebah cukup antusias dengan perjalanannya. "Ini baru touring...", katanya saat di perjalanan. Pukul 12.00 kita sampai di kawasan Anyer, namun belum sampai tujuan Si Ratu Lebah sudah lapar, kita pun berhenti membeli makan untuk perbekalan di pantai. Bebek bakar rasanya cukup untuk menu makan siang di pinggir pantai.
Tepat pukul 13.00 kita sampai di Pantai Sambolo, Anyer. Tidak ditetapkan atau direncanakan sebelumnya, hanya saja memang saya rasa pantai itu jadi pilihan yang realistis. Cukup indah, ramai, dan tidak terlalu jauh dari Cilegon. Pemanfaatan waktu amat kita perketat karena tidak ingin sampai di rumah Si Ratu Lebah hingga larut malam, rumahnya di Bogor...

Setelah sholat dzuhur kita langsung makan siang di saung yang kita sewa. Perut kenyang, hati makin girang untuk main di pantai. Sekira satu jam bercengkerama dengan pasir pantai dan air laut, Si Ratu Lebah belum puas juga, keinginannya untuk main jet ski belum bisa tercapai karena masih terlalu mahal harga sewanya buat saya, hehehe... Sebagai pelipur lara, kita menumpangi banana boat, sangat menegangkan bagi saya, namun Ratu Lebah biasa saja, hanya cukup antusias, yah lumayan... daripada enggak.
Pukul 15.30 Saya sudah khawatir terlambat untuk pulang. Kita berdua bergegas bilas dan ganti pakaian utnuk segera pulang. Pukul 16.00 kita mulai perjalanan pulang dari Pantai Sambolo kembali melalui jalur yang sama saat kita berangkat tadi. Tiba di rumah pukul 17.00 langsung sholat ashar, makan sekedarnya untuk mengganjal perut yang lapar setelah puas bermain di pantai, lalu berpamitan untuk mengantar Ratu Lebah pulang ke rumahnya.
Sepanjang perjalanan ke Bogor, kami gunakan waktunya untuk beristirahat, sangat senang melihat Ratu Lebah antusias bermain di pantai. Main jet skinya lain kali ya... :-)
Read More..

Minggu, 26 Agustus 2012

Catatan Perjalanan: Taman Bunga Nusantara

Entah sudah berapa lama saya memimpikan untuk mengajak Si Ratu Lebah mengunjungi Taman Bunga Nusantara yang berada di kawasan Puncak, Cipanas, Bogor.Sim C milikku sudah siap, motor pinjaman siap ditunggangi berdua, jas hujan pink milik Ratu Lebah sudah siaga berjaga-jaga jika di perjalanan hujan mengguyur. Setengah jam di perjalanan saya tersadar bahwa perbekalan tidak cukup. Di mini market, saya dan Ratu Lebah membeli roti, snack dan minum secukupnya.

Saat itu hari libur, jalur puncak cukup padat namun masih lancar. Jalur perbukitan tampak sangat indah bagi kita yang sedang jatuh hati, saling jatuh hati tepatnya. Tak sadar Taman Bunga Nusantara sudah terlewat, kita bablas hingga Kota Cianjur, mungkin karena terlalu menikmati suasana. Tak lama setelah berputar arah kita sampai di tujuan, indah. Saya terkagum-kagum pada kreasi manusia yang berupa taman ini. Namun pusat perhatian saya tetap tertuju pada si Ratu Lebah, saya abadikan dia di setiap momen, baik gambar mauupun video. Cantik, selaras dengan tamannya.

Bercengkerama di dalam taman labirin, tersesat walau sesaat di dalamnya. Air mancurnya menari menyambut Ratu Lebah, setidaknya itu menurut saya. Membingungkan, dia ini Ratu Lebah atau malah bunganya. Angsa di kolam pun kalah anggun olehnya. Menjelang sore kita pulang, batagor dan makanan cepat saji ala Jepang cukup mengisi perut kita. Hujan mengguyur di perjalanan pulang. Kita berbagi jas hujan. Terima kasih Ratu Lebah atau mungkin Ratu Bunga, saya tidak yakin, mungkin Ratu Angsa, yang pasti Ratu Hatiku. Read More..

Senin, 09 Juli 2012

Doa Ali bin Abi Thalib

Ketika aku memohon kepada Allah kekuatan,
Allah memberiku kesulitan agar aku menjadi kuat

 Ketika aku memohon kepada Allah kebijaksanaan,
Allah memberiku masalah untuk dipecahkan



Ketika aku memohon kepada Allah kesejahteraan,
Allah memberiku akal untuk berfikir

Ketika aku memohon kepada Allah keberanian,
Allah memberiku kondisi bahaya untuk kuatasi

Ketika aku memohon kepada Allah sebuah cinta,
Allah memberiku orang-orang bermasalah untuk kutolong

Ketika aku memohon kepada Allah bantuan,
Allah memberiku kesempatan

Aku tak selalu menerima semua yang kuminta, tapi aku selalu menerima segala yang aku butuhkan

Doaku terjawab sudah (Ali bin abi thalib ra)
Read More..

Rabu, 16 November 2011

Kesetiaan untuk Merah Putih


Saya pernah beberapa kali memasuki stadion untuk secara langsung menyaksikan pertandingan sepakbola. Banyak sekali hal menarik pada suasana di luar maupun dalam stadion sepakbola saat pertandingan belum dimulai, saat berlangsung, dan setelah pertandingan selesai. Hal yang ingin saya sampaikan pada tulisan kali ini adalah sisi kesetiaan penonton sepakbola, dilihat dari sudut pandang saya yang terbatas, sementara ini saya hanya ingin mengelompokkan penonton menjadi dua golongan yaitu penonton yang hanya menjadi penonton sepakbola dan penonton yang juga menjadi pendukung salah satu tim.
Meskipun tidak terlalu detil mengamati tapi secara kasat mata ciri utama dari penonton yang hanya menjadi penonton sepakbola sangat terlihat jelas, misalnya hanya bersorak saat tim yang didukungnya menang, bahkan bisa sampai menghujat timnya sendiri jika kalah. Untuk kelompok penonton yang sekaligus menjadi pendukung tentu saja memiliki ciri yang berlawanan dengan kelompok satunya. Senantiasa memberikan dukungan apapun hasilnya kepada tim yang didukungnya. Koreksi saya jika saya salah menilai kelompok penonton tersebut.
Mungkin dari ciri utama tersebut ada korelasinya dengan jumlah penonton timnas Indonesia senior di stadion. dari laporan pertandingan goal.com saat Indonesia kontra Bahrain tercatat sekitar 85.000 penonton hadir di SUGBK, saya rasa ini terjadi karena ekspektasi yang besar dari penonton setelah menyaksikan penampilan apik timnas di Piala AFF. Pertandingan di SUGBK berikutnya melawan Qatar ternyata penonton yang hadir menurun drastis menjadi 28.000 orang saja. Dan yang pasti saat menjamu Iran, penonton Indonesia juga jauh lebih sedikit dari sebelumnya. Mungkin mereka merasa dikecewakan dengan kekalahan yang terus menerus dan memilih untuk menonton ciamiknya permainan timnas Sea Games.
Sayangnya saya tidak mengetahui banyak tentang fenomena penonton sepakbola di negara lain yang kelasnya kurang lebih sama dengan Indonesia. Mungkin penontonnya lebih setia, mungkin juga penontonnya lebih tidak peduli. Soal kesetiaan, saya masih yakin masih banyak penonton Indonesia yang sangat setia dan masih menunggu prestasi membanggakan dari timnas Indonesia. Soal jumlah penonton di stadion saya sama sekali tidak ingin menjadikannya sebagai parameter kesetiaan. Toh penonton yang hanya menonton maupun yang mendukung pun adakalanya lelah saat apa yang mereka berikan, terutama kesetiaan belum kunjung berbuah manis hingga saat ini. Dan adakalanya pula egoisme yang manusiawi dari para penonton mengharapkan imbalan atas usaha dan perjuangan yang telah diberikan baik itu hanya sekedar menonton atau ikut mendukung.
Maju Terus Tim Nasional Indonesia.
wallahualam.
Read More..

Minggu, 13 November 2011

Garuda-Garuda dari Pulau Cendrawasih


Euforia kegembiraan masyarakat atas permainan ciamik timnas U-23 Sea Games 2011 juga mempengaruhi saya untuk meluapkan kegembiraan. Salah satu cara yang saya bisa lakukan yaitu memuji mereka melalui tulisan sederhana. Pada tulisan kali ini saya hanya akan menyampaikan kekaguman kepada beberapa punggawa tim nasional asal Papua pulau cendrawasih, tentu saja tanpa melupakan peran penting para pemain lainnya yang tidak berasal dari Papua.
Sangat menarik, di tim nasional Sea Games 2011 kali ini setidaknya berdasarkan pengamatan saya terdapat 5 pemain yang berasal dari Papua. Titus Bonai, Patrich Wanggai, Stevie Bonsapia, Lukas Mandowen, dan tentu saja Oktovianus Maniani. Selain kesamaan asal daerah, ada kesamaan ciri permainan dari kelima pemain tersebut, kecepatan. Walaupun jika diteliti lebih dekat memang Stevie Bonsapia dan Patrich Wanggai kecepatannya masih sedikit di bawah dari ketiga pemain lainnya. Dengan visi bermainnya yang baik Stevie tidak kalah bagus dari rekan-rekannya yang lebih cepat, begitu juga dengan Patrich Wanggai dengan kekuatan teknik dan naluri mencetak golnya yang mumpuni.
Tanpa bermaksud menggurui, saya bermaksud mengulas sedikit permainan dari kelima punggawa tersebut. Tentunya dari sudut pandang saya yang terbatas. Jika dilihat dari usianya yang masih sangat muda, permainan individual atau malah cenderung terlihat egois masih tampak pada permainan mereka, namun pastinya hal tersebut dapat dikurangi dengan terus melatih kerja sama dan kekompakan, selain itu arahan dari Coach RD pun akan sangat membantu. Selain kerja sama ada pula yang perlu dibenahi yaitu visi bermain, mereka pun harus melatih terus kecerdikan bermain agar permainan tim tidak mudah terbaca karena terlalu monoton atau mengandalkan cara yang itu-itu saja misalnya seperti terus menggiring bola ke depan tanpa memperhatikan tempo permainan kawan dan lawan, dengan teknik dan kecerdikan dalam bermain yang terus dilatih tentu saja mereka akan semakin lengkap sebagai pemain sepakbola.
Apapun hasil dari sepakbola Sea Games 2011, baik maupun buruk, jika diibaratkan burung garuda maka para pemain ini adalah garuda-garuda yang masih bisa terbang jauh lebih tinggi lagi. Bukan hanya garuda dari pulau cendrawasih tentunya. Semua garuda punya kesempatan yang sama asal masih mau dan terus mengepakkan sayap. Dengan sedikit syarat sederhana: atmosfer langit sepakabola Indonesia juga ikut mendukung mereka. Garuda-garuda terbang tinggi, Indonesia bangga. Mutualisme bukan?
wallahualam.

Read More..

Kamis, 27 Oktober 2011

Opini: Revolusi atau Pembersihan? (jilid 2)


Revolusi atau pembersihan? dari judulnya terlihat agak berlebihan memang, namun cukup mewakili situasi yang terjadi pada PSSI. Perubahan yang digembor-gemborkan di awal kepengurusannya bukan hanya omong kosong belaka, maka dari itu saya memberanikan diri memberi judul opini dengan kata-kata revolusi. Revolusi di sini mewakili perubahan yang terjadi hampir di setiap lini dari sudut pandang saya yang terbatas, mari kita mulai dari pergantian pelatih tim nasional PSSI senior di awal kepengurusan yang baru. Pergantian yang mendadak dan cukup mengherankan karena bila dilihat dari sisi kinerja, pelatih tim nasional senior sebelumnya tidak begitu mengecewakan, apalagi yang tampak di permukaan PSSI memiliki hubungan yang baik-baik saja dengan pelatih tersebut.
Cerita revolusi atau pembersihan PSSI yang lainnya muncul baru-baru ini dan masih sangat hangat untuk diperbincangkan bahkan untuk diperdebatkan. Perubahan itu antara lain pencabutan mandat PT. Liga Indonesia untuk menyelenggarakan kasta liga tertinggi di Indonesia, untuk kemudian diserahkan kepada PT. Liga Prima Sportindo. Kasta liga tertinggi Indonesia yang digarap oleh PT. Liga Prima Sportindo ini rencananya akan digelar dengan 24 klub peserta dengan 6 klub yang katanya mendapatkan "promosi gratis" karena latar belakang sejarah, dan dilihat dari logo ataupun nama liganya menurut saya agak berbau-bau liga tandingan yang pernah diselenggarakan di musim lalu. Soal yang itu saya belum berani berkomentar banyak.Perubahan lainnya adalah adanya beberapa verifikasi klub yang menimbulkan konflik internal di klub tersebut. Kembali ke sudut pandang saya yang penuh dengan kecurigaan, menurut saya inilah salah satu agenda revolusi atau pembersihan di tubuh PSSI dari sisa-sisa kepengurusan yang sebelumnya. Mungkin saja bukan? tapi berdasarkan tulisan saya sebelumnya, sebagai pecinta sepakbola marilah kita tunggu dan lihat saja apa yang akan terjadi dari proses perubahan ini, lebih baikkah? atau mungkin lebih buruk? wallahualam...
Read More..