Laman

Tampilkan postingan dengan label catatan perjalanan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label catatan perjalanan. Tampilkan semua postingan

Selasa, 27 September 2016

Catatan Perjalanan: Pantai Tanjung Tum, Anyer

Lagi-lagi catatan perjalanannya ke pantai. Alasan yang paling utama karena rumah kita letaknya ga terlalu jauh dari pantai, jadi ga perlu keluar biaya banyak untuk ongkos. Cukup menempuh perjalanan kurang lebih satu jam mengendarai motor. Lagipula piknik kali ini dan seperti biasanya, budgetnya sangat minim, hehe maklum belum gajian.
Hari senin, saya libur kerja. Awalnya memang ada rencana untuk jalan ke luar rumah karena mamahnya Ali lagi suntuk dan butuh piknik. Tapi kendalanya kita bingung mau ke mana karena ga ada budget buat jalan-jalan. Mamah Ali  alias Si Ratu Lebah nawarin untuk jalan ke pantai terdekat lagi tapi cari yang bisa buat Ali mandi air laut.
Saya setuju ajakan Mamah Ali, langsung deh siang menjelang sore itu kita siap-siap sebentar untuk ke pantai mengendarai si Belalang Tempur kesayangan. Sedari awal di perjalanan, saya memang sudah menargetkan untuk mencari kawasan pantai tanjung tum yang biasa dipakai acara-acara oleh pemerintahan Banten atau institusi lain. Alasannya pantai ini memiliki kawasan pesisir yang amat luas, sehingga dapat leluasa melakukan kegiatan apapun termasuk piknik.
Lebih kurang setengah jam perjalanan, tibalah kita di pantai tanjung tum. Benar sekali, sesuai dengan harapan kita. Pesisir luas untuk tempat bersantai, sedikit area pantai untuk mandi air laut dan suasana yang teduh karena banyak pohon kelapa di pesisirnya. Pertama kali menginjakkan kaki, kita langsung mengincar pantai karena ingin ajak Ali mandi air laut. Tapi sungguh sayang sekali, ternyata Ali masih saja takut sama suasana pantai dan laut. Mungkin karena dia melihat hamparan luas lautan yang megah dan mendengar suara deburan ombak yang belum biasa dia dengar. Berkali-kali kita ajak dia untuk turun mandi air laut tetap saja dia masih belum berani, bahkan hingga dipaksa. Ali sama sekali tidak berani sekalipun hanya bermain pasir pantai. Tapi tidak masalah, masih ada lain kesempatan. Kita masih ada banyak waktu untuk melatih keberanian Ali.
Akhirnya kita memilih bermain di pesisir pantai yang berumput, luas sekali diselingi pohon kelapa dan saung-saung untuk piknik. Saya bermain dengan Ali, foto-foto, lompat-lompatan di rumput. Ali cukup senang. Mudah-mudahan Mamah Ali pun demikian. Lebih dari satu jam kita bermain. Rasanya sudah cukup.
Setengah jam perjalanan pulang tidak begitu terasa karena mungkin hari senin, jadi jalanan tidak terlalu padat dipenuhi oleh wisatawan luar kota. Semoga piknik singkat kali ini membahagiakan Ali dan Mamahnya.

Read More..

Minggu, 15 Mei 2016

Catatan Perjalanan : Pantai Menara Bojong, Anyer

Pagi yang cerah ini jadi kali pertama saya, Ali dan ibunya (Si Ratu Lebah) untuk piknik keluarga. Rencana sih sudah oke tapi persiapannya yang kurang matang. Kurang matang karena kita ga bawa tikar, karpet atau sejenisnya yang umum dipakai sebagai alas untuk piknik. Terus kita juga ga bawa bekal makanan untuk dimakan di tempat piknik. Tapi kurangnya persiapan ga mengurangi antusiasme saya untuk piknik. Ga tau deh kalo si Ali dan Ibunya, keliatannya sih sama antusiasnya.

Sebelumnya saya sudah pernah ke Pantai Menara Bojong ini. Area pasir pantainya sangat sempit tapi ombaknya tenang, jadi sangat cocok untuk Ali mandi di laut untuk pertama kalinya.
Piknik keluarga untuk pertama kalinya dimulai, kita berangkat dari rumah jam setengah tujuh pagi mengendarai motor. Perjalanan kita tempuh melalui jalur lingkar selatan cilegon yang ternyata jarak tempuhnya sama saja bila kita melewati cigading, hanya saja kendaraan-kendaraan besar lebih sedikit yang lalu lalang di jalur ini. Kira-kira satu jam perjalanan kita sudah tiba di Pantai Menara Bojong. Biaya masuknya murah, cukup membayar sepuluh ribu rupiah saja untuk satu motor.

Setibanya di pantai, Ali tampak sedikit tegang. Dia memang biasa kaya gitu kalau di tempat yang baru dikunjungi, tegang dan sama sekali ga mau lepas dari pelukan ibunya. Padahal ibunya cukup senang melihat pemandangan pantai lagi setelah sekian lama. Malah tingkah takutnya Ali sempat ngebuat mood ibunya jadi jelek di pantai itu. Setelah berfoto-foto, kita langsung sarapan nasi uduk yang tadi kita beli di perjalanan menuju pantai. Saat sarapan suasana mulai cair karena Ali udah terbiasa dan mulai ceria, ditambah lagi ada kucing di area pesisir pantai yang bikin Ali makin ceria. Ibunya juga ikut ceria. Sayangnya kita dan Ali belum bisa mandi di laut karena air laut sedang pasang, saya sih kecewa karena dari awal niatnya ingin ngajak Ali mandi air laut. Tapi ya sudahlah mudah-mudahan lain kali bisa, untungnya Ali dan ibunya juga ga terlalu kecewa amat. Kelihatannya mereka cukup senang udah bisa jalan-jalan ke pantai.

Setelah puas main-main dan berfoto ria di pesisir pantai serta monumen nol kilometer anyer-panarukan (yang masih jadi kontroversi) kita langsung pulang  dengan badan yang lelah karena satu jam perjalanan pulang rasanya cukup jauh buat kita tapi tentu saja dengan pikiran yang cukup segar karena ga kurang piknik lagi. :-)

Read More..

Minggu, 29 September 2013

Catatan Perjalanan: Monumen Nasional

Pagi-pagi sekali (29/09), saya sudah bersiap-siap untuk menemui Si Ratu Lebah. Bedanya kali ini saya juga mempersiapkan makanan untuk saya dan Ratu Lebah makan nanti siang, ya untuk makan siang, saya coba berhemat selain untuk berhemat saya pun ingin merasakan sensasi piknik bersamanya. Tidak lupa juga saya membawa alas untuk tempat kita duduk-duduk nanti. Tujuannya pun adalah tujuan wisata hemat, Monumen Nasional atau yang biasa disingkat Monas. Tepat pukul enam pagi saya sudah berangkat dari Cilegon menuju Bogor. Kira-kira pukul sepuluh saya sudah tiba di Bogor Trade Mall, tempat saya janji bertemu dengan si Ratu Lebah. Agak lama berbincang-bincang di depan pintu masuk Bogor Trade Mall untuk sekedar melepas lelah dan melepas rasa rindu setelah itu kita langsung melanjutkan perjalanan menuju tempat tujuan yang telah direncanakan, Monumen Nasional.

Dengan menaiki angkutan kota kita tiba di stasiun Bogor untuk melanjutkan perjalanan ke Monas, laju commuter line lancar tak ada aral melintang, tiba di stasiun tujuan aku dan Ratu Lebah berjalan kaki sebentar untuk sampai ke Monumen Nasional. Hari itu ramai sekali, hari libur. Tapi meskipun ramai, suasana taman di Monas masih cukup mendukung untuk berpiknik, tanpa buang waktu saya langsung menggelar alas duduk dan membuka bekal yang saya bawa dari rumah. Ayam goreng, sosis goreng, nasi, dan ikan balado sudah tersedia. Tidak banyak waktu dihabiskan untuk menghabiskan makanan yang cukup banyak tersebut, kita lapar. Setelah perut terisi penuh, kita mengaso sebentar menikmati suasana sejuknya taman di tengah terik matahari Jakarta.

Tidak berapa lama mengaso, kita melanjutkan perjalanan menuju pelataran bawah Monas yang berisi diorama-diorama sejarah Indonesia, Ratu Lebah biasa saja, tidak begitu tertarik. Saat saya ajak untuk menaiki pelataran puncak Monas, Ratu Lebah menolak karena antrean yang panjang mengular di bawah sengatan terik matahari, akhirnya wisata Monumen Nasional kita hanya sampai taman dan pelataran bawah Monas saja, tapi cukup berkesan karena Ratu Lebah cukup tertarik dengan patung-patung, relief-relief dan tata letak taman yang cukup bagus untuk dijadikan tempat berfoto-foto.

Singkat cerita, saya dan Ratu Lebah pulang kembali ke Bogor menggunakan moda transportasi yang sama dengan saat kita berangkat. :-)


Read More..

Minggu, 26 Agustus 2012

Catatan Perjalanan: Taman Bunga Nusantara

Entah sudah berapa lama saya memimpikan untuk mengajak Si Ratu Lebah mengunjungi Taman Bunga Nusantara yang berada di kawasan Puncak, Cipanas, Bogor.Sim C milikku sudah siap, motor pinjaman siap ditunggangi berdua, jas hujan pink milik Ratu Lebah sudah siaga berjaga-jaga jika di perjalanan hujan mengguyur. Setengah jam di perjalanan saya tersadar bahwa perbekalan tidak cukup. Di mini market, saya dan Ratu Lebah membeli roti, snack dan minum secukupnya.

Saat itu hari libur, jalur puncak cukup padat namun masih lancar. Jalur perbukitan tampak sangat indah bagi kita yang sedang jatuh hati, saling jatuh hati tepatnya. Tak sadar Taman Bunga Nusantara sudah terlewat, kita bablas hingga Kota Cianjur, mungkin karena terlalu menikmati suasana. Tak lama setelah berputar arah kita sampai di tujuan, indah. Saya terkagum-kagum pada kreasi manusia yang berupa taman ini. Namun pusat perhatian saya tetap tertuju pada si Ratu Lebah, saya abadikan dia di setiap momen, baik gambar mauupun video. Cantik, selaras dengan tamannya.

Bercengkerama di dalam taman labirin, tersesat walau sesaat di dalamnya. Air mancurnya menari menyambut Ratu Lebah, setidaknya itu menurut saya. Membingungkan, dia ini Ratu Lebah atau malah bunganya. Angsa di kolam pun kalah anggun olehnya. Menjelang sore kita pulang, batagor dan makanan cepat saji ala Jepang cukup mengisi perut kita. Hujan mengguyur di perjalanan pulang. Kita berbagi jas hujan. Terima kasih Ratu Lebah atau mungkin Ratu Bunga, saya tidak yakin, mungkin Ratu Angsa, yang pasti Ratu Hatiku. Read More..