Lagi-lagi catatan perjalanannya ke pantai. Alasan yang paling utama karena rumah kita letaknya ga terlalu jauh dari pantai, jadi ga perlu keluar biaya banyak untuk ongkos. Cukup menempuh perjalanan kurang lebih satu jam mengendarai motor. Lagipula piknik kali ini dan seperti biasanya, budgetnya sangat minim, hehe maklum belum gajian.
Hari senin, saya libur kerja. Awalnya memang ada rencana untuk jalan ke luar rumah karena mamahnya Ali lagi suntuk dan butuh piknik. Tapi kendalanya kita bingung mau ke mana karena ga ada budget buat jalan-jalan. Mamah Ali alias Si Ratu Lebah nawarin untuk jalan ke pantai terdekat lagi tapi cari yang bisa buat Ali mandi air laut.
Saya setuju ajakan Mamah Ali, langsung deh siang menjelang sore itu kita siap-siap sebentar untuk ke pantai mengendarai si Belalang Tempur kesayangan. Sedari awal di perjalanan, saya memang sudah menargetkan untuk mencari kawasan pantai tanjung tum yang biasa dipakai acara-acara oleh pemerintahan Banten atau institusi lain. Alasannya pantai ini memiliki kawasan pesisir yang amat luas, sehingga dapat leluasa melakukan kegiatan apapun termasuk piknik.
Lebih kurang setengah jam perjalanan, tibalah kita di pantai tanjung tum. Benar sekali, sesuai dengan harapan kita. Pesisir luas untuk tempat bersantai, sedikit area pantai untuk mandi air laut dan suasana yang teduh karena banyak pohon kelapa di pesisirnya. Pertama kali menginjakkan kaki, kita langsung mengincar pantai karena ingin ajak Ali mandi air laut. Tapi sungguh sayang sekali, ternyata Ali masih saja takut sama suasana pantai dan laut. Mungkin karena dia melihat hamparan luas lautan yang megah dan mendengar suara deburan ombak yang belum biasa dia dengar. Berkali-kali kita ajak dia untuk turun mandi air laut tetap saja dia masih belum berani, bahkan hingga dipaksa. Ali sama sekali tidak berani sekalipun hanya bermain pasir pantai. Tapi tidak masalah, masih ada lain kesempatan. Kita masih ada banyak waktu untuk melatih keberanian Ali.
Akhirnya kita memilih bermain di pesisir pantai yang berumput, luas sekali diselingi pohon kelapa dan saung-saung untuk piknik. Saya bermain dengan Ali, foto-foto, lompat-lompatan di rumput. Ali cukup senang. Mudah-mudahan Mamah Ali pun demikian. Lebih dari satu jam kita bermain. Rasanya sudah cukup.
Setengah jam perjalanan pulang tidak begitu terasa karena mungkin hari senin, jadi jalanan tidak terlalu padat dipenuhi oleh wisatawan luar kota. Semoga piknik singkat kali ini membahagiakan Ali dan Mamahnya.
Selasa, 27 September 2016
Catatan Perjalanan: Pantai Tanjung Tum, Anyer
Minggu, 15 Mei 2016
Saat Sudah Hilang, Barulah Terasa Sangat Berharga
Waktu umur kamu kira-kira 2 sampai 4 bulan, kamu seneng banget digendong dan dipeluk. Waktu bayi seumuran kamu ga betah dibedong, kamu malah harus dibedong supaya bisa tidur. Mungkin biar terasa dipeluk jadi kamu harus dibedong. Lama kelamaan, kamu udah ga mau dibedong biar bisa tidur tapi harus dipeluk dan digendong beneran. Lumayan sulit juga ini Li... kalau kamu tidur setidaknya lima jam berarti Mamah harus gendong kamu selama lima jam juga. Itu waktu yang ga sebentar lho... pegel-pegel mamah dibuatnya.
Sesekali papah juga ga tega lihat mamah kaya gitu dan akhirnya papah juga kebagian harus gendong dan peluk kamu supaya bisa tidur. Ga jarang papah yang ketiduran duluan daripada kamu. Akhirnya tetep aja mamah lagi yang turun tangan. Mamah yang super.
Sekarang umur kamu udah satu tahun, kebiasaan tidur kamu udah lama berubah ga mesti dipeluk dan digendong lagi, tapi sekarang mah mesti nyusu ke mamah. Kasian mamah, sampe sekarang tidurnya jarang nyenyak karena sering kebangun sama kamu yang ngerengek minta susu.
Sejak kebiasaan tidur kamu berubah, papah yang bebas ga perlu gendong kamu lagi biar bisa tidur, sampe suatu sore kamu ngajak maen papah ke pinggir kali deket komplek. Kamu lagi seneng-senengnya maen di luar. Sekedar liat-liat kebun kacang, pohon-pohonan, maen sama temen, liatin kali, atau liatin kebo yang lagi digembala. Tapi sore itu beda, kamu lemes banget gara-gara seharian belum tidur. Maen aja. Sore itu, kamu bengong aja sambil liatin kebo tapi kurang antusias kaya biasanya. Papah juga bosen liat kamu bosen kaya gitu, jadinya papah cari temen ngobrol deh. Ga lama papah ngobrol ama penggembala kebo eh kamu tidur. Iya, kamu tidur di gendongan papah, tepat di pelukan papah. Awalnya biasa aja. Tapi setelah papah selesai ngobrol dan penggembala kebonya pulang, papah inget saat-saat kamu harus digendong dan dipeluk biar bisa tidur. Rasanya menenangkan dan menyenangkan buat papah. Mungkin waktu itu juga kamu ngerasain hal yang sama. Sekarang mana mau kamu tidur kaya gitu lagi. Kesempatan kaya gitu sangat langka, dulu gendong dan peluk kamu dua jam aja udah pegel, tapi sekarang papah malah kangen meluk dan gendong kamu... kebiasaan tidur kamu udah beda. Cepat atau lambat kamu bisa tidur sendiri tanpa ditemenin mamah atau papah.
Papah tau banyak sekali kesempatan yang diberikan untuk papah dan mamah untuk deket sama kamu dalam waktu yang sangat singkat. Tapi kita sering lupa karena sudah terbiasa. Padahal kesempatan-kesempatan itu amat sangat berharga dan akan bener-bener terasa berharga saat kita udah merasa kehilangan.
Sabtu, 09 April 2016
Surat untuk Ali (2)
Nak...
Mamah pernah mengirimi papah pesan singkat yang isinya kira-kira begini: "mamah betul-betul butuh bantuan papah untuk menjaga ali", jelas saja. Kamu sangat sulit sekali diatur, sama seperti bayi aktif pada umumnya. Lalu langsung terlintas di benak papah kalau aktivitas menjaga kamu itu bisa jadi suatu cobaan atau ujian juga buat papah dan mamah. Ujian macam apa? Oke, kalau ujian kesabaran itu sudah pasti nak karena seperti yang papah tulis sebelumnya di atas, seperti bayi pada umumnya, kamu itu sulit sekali diatur, sangat aktif seperti tidak mengenal rasa lelah, papah mamahmu yang masih muda ini saja kewalahan menghadapi keaktifan kamu apalagi Enin dan Engkong... kamu sudah pandai berjalan, banyak hal yang ingin kamu ketahui tapi belum mengerti perkataan orang dan lagi belum bisa berbicara, lengkaplah sudah. Kamu ingin sesuatu, papah mamah tidak mengizinkan tapi kamu tidak mengerti perkataan papah dan mamah jadilah salah satu ujian kesabaran. Kamu ingin sesuatu, kamu belum bisa berbicara dan lagi Papah dan mamah tidak mengerti keinginanmu, jadilah ujian kesabaran lagi... sampai sekarang papah dan mamah kamu ini masih terus belajar sabar menghadapi ujian semacam ini...Ada lagi ujian yang tampak samar, ini ujian rasa cinta... kamu tahu nak... seringkali aktivitas menjaga kamu itu jadi hal yang menjengkelkan tapi tidak jarang pula aktivitas menjaga kamu malah menjadi aktivitas yang sangat menyenangkan, sungguh sangat menyenangkan hingga terkadang lupa kepada Dzat yang menitipkan kamu kepada papah dan mamah. Iya nak, idealnya dan selayaknya cinta kita memang untuk Sang Maha Pencipta. Di situlah letak ujiannya, papah takut terlalu cinta kepada kamu, padahal hakikatnya kamu bukan milik papah dan mamah, kamu hanya titipan dari Allah yang harus dijaga sebaik mungkin. Papah dan mamah jangan sampai gagal di ujian yang ini. Papah dan mamah harus mencintai kamu karena Allah...