Laman

Tampilkan postingan dengan label Puisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Puisi. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 28 Agustus 2021

Jelita

Jelita

Duhai jelita...
Kau tau apa yang dilakukan malam pada bintang?
Malam memberikan kesempatan pada bintang yang jauh terbentang bersinar benderang
Duhai jelita...
Kau tau apa yang dilakukan malam pada bintang?
Bintang menerangi malam gelap gulita hingga indah temaram
Ah, kau pasti sudah paham
Yang tidak kau pahami,
Mengapa ada insan yang selalu tak mampu sedikit bersabar menikmati malam dan bintang dalam harmoni
Duhai jelita...
Kau yang membuatku paham akan hal ini
Bintang dan malam ini
Read More..

Jumat, 27 Agustus 2021

Langit Baru Saja Mulai Gelap



Langit baru saja mulai gelap
 
Langit baru saja mulai gelap
Ah, kenapa aku selalu tergoda untuk cepat terlelap?
Bila kau menyegerakan shalat
Mohon doakan aku untuk selalu teguh janji dan taat
Bila kau belum bersedia
Cukuplah bagiku bila kau bersabar hingga antologi apologi ini usai

Langit baru saja mulai gelap
Semakin gelap hingga menghilang ramai
Semakin gelap hingga banyak jiwa merasa damai
Hingga nanti gelap bersanding dengan gulita
Aku akan terjaga
Read More..

Kamis, 26 Agustus 2021

Seribu Puisi Kata Maaf


Seribu Puisi Kata Maaf


Senja ini ku teringat, pernah ada janji yang terucap
Takkan lagi remang ini menimangku,
Takkan lagi lelah ini mengalahkanku,
Takkan lagi gelap ini melelapkanku, 
Kecuali hingga Kau ke peraduan

Senja ini ku teringat, janji itu kembali cacat, 
Kembali kumohonkan maaf,
Jikapun tak cukup hanya dengan seribu puisi
Maafku kan kurangkai dalam antologi
Read More..

Sabtu, 22 Agustus 2020

Kau dan Kopi



Kau dan Kopi

Ini dunia
tanpa ibarat
mudarat atau manfaat
biar mereka yang bersaksi di akhirat
kopi? Bersaksi?
Mungkin, tapi nanti
iya, memangnya apa yang tidak mungkin?
Ada, kau semuda dan secantik dulu lagi
saat ini
mungkin tidak saat ini, tapi nanti
iya, memangnya apa yang tidak mungkin
suatu saat nanti?
Ingin kopi lagi?
Belum ingin, duduk saja dulu di sini
memangnya kau yang ingin mencuci?
Sebanyak ini? Mungkin nanti, lain kali
terima kasih
memangnya apa yang tidak mungkin
suatu saat nanti?
Read More..

Jumat, 03 Desember 2010

Publikasi Puisi : Kita di Kereta

Kita di Kereta

Wajah kusam berpeluh keringat
Dalam laju kereta yang terhambat
Tubuh ringkihku semakin terdesak
Di antara orang-orang penuh sesak

Tidak jadi hal menghiraukan
Saat kau masih berikan senyuman
Senyuman yang terkesan dipaksakan
Mungkin untuk membuatku merasa nyaman

Wajah cerahmu perlahan meredup karena lelah
Matahari terbenam, raut risaumu pun bertambah
Entah mengapa itu sangat menghiraukan

Segera saja kita sudahi risaumu
Segera saja kita akhiri lelahmu
Rehatlah di dekatku meski kurang nyaman
Hanya sejenak, hingga Pakuan tiba di kota hujan
Read More..

Selasa, 29 Juni 2010

Publikasi Puisi

Singkat Untukmu


Pandangku kian terkelam malam

Tanpa tersirat elok atap naungan

Entah jala cinta menerawang


Tetap bintang memancar temaram

Sela keheningan senyummu pudar perlahan

Bukan tirai mendung sebagai penghalang

Langit malam sejenak alihkan perhatian


Namun kembali indahmu teranalogikan






Hidup Pengkhianatan




Hari-hariku yang penuh pengkhianatan

Hampir sama kelamnya dengan kemunafikan

Kepalsuan dan kemunafikan yang semakin membuat sesak

Terkadang malah sangat sesak



Hari-hariku yang semakin penuh pengkhianatan

Kutambah kembali dengan sebuah pengkhianatan

Hanya untukku dapat bernapas lega barang sejenak

Yang kemudian malah semakin membuat sesak



Belati tajam yang mampu melepaskan ikatan kemunafikan

Malah membuat hatiku terbenam dalam ketakutan

Ironis, ketakutan akan sebuah harapan Read More..