Rabu, 16 November 2011
Kesetiaan untuk Merah Putih
Saya pernah beberapa kali memasuki stadion untuk secara langsung menyaksikan pertandingan sepakbola. Banyak sekali hal menarik pada suasana di luar maupun dalam stadion sepakbola saat pertandingan belum dimulai, saat berlangsung, dan setelah pertandingan selesai. Hal yang ingin saya sampaikan pada tulisan kali ini adalah sisi kesetiaan penonton sepakbola, dilihat dari sudut pandang saya yang terbatas, sementara ini saya hanya ingin mengelompokkan penonton menjadi dua golongan yaitu penonton yang hanya menjadi penonton sepakbola dan penonton yang juga menjadi pendukung salah satu tim.
Meskipun tidak terlalu detil mengamati tapi secara kasat mata ciri utama dari penonton yang hanya menjadi penonton sepakbola sangat terlihat jelas, misalnya hanya bersorak saat tim yang didukungnya menang, bahkan bisa sampai menghujat timnya sendiri jika kalah. Untuk kelompok penonton yang sekaligus menjadi pendukung tentu saja memiliki ciri yang berlawanan dengan kelompok satunya. Senantiasa memberikan dukungan apapun hasilnya kepada tim yang didukungnya. Koreksi saya jika saya salah menilai kelompok penonton tersebut.
Mungkin dari ciri utama tersebut ada korelasinya dengan jumlah penonton timnas Indonesia senior di stadion. dari laporan pertandingan goal.com saat Indonesia kontra Bahrain tercatat sekitar 85.000 penonton hadir di SUGBK, saya rasa ini terjadi karena ekspektasi yang besar dari penonton setelah menyaksikan penampilan apik timnas di Piala AFF. Pertandingan di SUGBK berikutnya melawan Qatar ternyata penonton yang hadir menurun drastis menjadi 28.000 orang saja. Dan yang pasti saat menjamu Iran, penonton Indonesia juga jauh lebih sedikit dari sebelumnya. Mungkin mereka merasa dikecewakan dengan kekalahan yang terus menerus dan memilih untuk menonton ciamiknya permainan timnas Sea Games.
Sayangnya saya tidak mengetahui banyak tentang fenomena penonton sepakbola di negara lain yang kelasnya kurang lebih sama dengan Indonesia. Mungkin penontonnya lebih setia, mungkin juga penontonnya lebih tidak peduli. Soal kesetiaan, saya masih yakin masih banyak penonton Indonesia yang sangat setia dan masih menunggu prestasi membanggakan dari timnas Indonesia. Soal jumlah penonton di stadion saya sama sekali tidak ingin menjadikannya sebagai parameter kesetiaan. Toh penonton yang hanya menonton maupun yang mendukung pun adakalanya lelah saat apa yang mereka berikan, terutama kesetiaan belum kunjung berbuah manis hingga saat ini. Dan adakalanya pula egoisme yang manusiawi dari para penonton mengharapkan imbalan atas usaha dan perjuangan yang telah diberikan baik itu hanya sekedar menonton atau ikut mendukung.
Maju Terus Tim Nasional Indonesia.
wallahualam. Read More..
Minggu, 13 November 2011
Garuda-Garuda dari Pulau Cendrawasih
Euforia kegembiraan masyarakat atas permainan ciamik timnas U-23 Sea Games 2011 juga mempengaruhi saya untuk meluapkan kegembiraan. Salah satu cara yang saya bisa lakukan yaitu memuji mereka melalui tulisan sederhana. Pada tulisan kali ini saya hanya akan menyampaikan kekaguman kepada beberapa punggawa tim nasional asal Papua pulau cendrawasih, tentu saja tanpa melupakan peran penting para pemain lainnya yang tidak berasal dari Papua.
Sangat menarik, di tim nasional Sea Games 2011 kali ini setidaknya berdasarkan pengamatan saya terdapat 5 pemain yang berasal dari Papua. Titus Bonai, Patrich Wanggai, Stevie Bonsapia, Lukas Mandowen, dan tentu saja Oktovianus Maniani. Selain kesamaan asal daerah, ada kesamaan ciri permainan dari kelima pemain tersebut, kecepatan. Walaupun jika diteliti lebih dekat memang Stevie Bonsapia dan Patrich Wanggai kecepatannya masih sedikit di bawah dari ketiga pemain lainnya. Dengan visi bermainnya yang baik Stevie tidak kalah bagus dari rekan-rekannya yang lebih cepat, begitu juga dengan Patrich Wanggai dengan kekuatan teknik dan naluri mencetak golnya yang mumpuni.
Tanpa bermaksud menggurui, saya bermaksud mengulas sedikit permainan dari kelima punggawa tersebut. Tentunya dari sudut pandang saya yang terbatas. Jika dilihat dari usianya yang masih sangat muda, permainan individual atau malah cenderung terlihat egois masih tampak pada permainan mereka, namun pastinya hal tersebut dapat dikurangi dengan terus melatih kerja sama dan kekompakan, selain itu arahan dari Coach RD pun akan sangat membantu. Selain kerja sama ada pula yang perlu dibenahi yaitu visi bermain, mereka pun harus melatih terus kecerdikan bermain agar permainan tim tidak mudah terbaca karena terlalu monoton atau mengandalkan cara yang itu-itu saja misalnya seperti terus menggiring bola ke depan tanpa memperhatikan tempo permainan kawan dan lawan, dengan teknik dan kecerdikan dalam bermain yang terus dilatih tentu saja mereka akan semakin lengkap sebagai pemain sepakbola.
Apapun hasil dari sepakbola Sea Games 2011, baik maupun buruk, jika diibaratkan burung garuda maka para pemain ini adalah garuda-garuda yang masih bisa terbang jauh lebih tinggi lagi. Bukan hanya garuda dari pulau cendrawasih tentunya. Semua garuda punya kesempatan yang sama asal masih mau dan terus mengepakkan sayap. Dengan sedikit syarat sederhana: atmosfer langit sepakabola Indonesia juga ikut mendukung mereka. Garuda-garuda terbang tinggi, Indonesia bangga. Mutualisme bukan?
wallahualam.
Read More..
Sangat menarik, di tim nasional Sea Games 2011 kali ini setidaknya berdasarkan pengamatan saya terdapat 5 pemain yang berasal dari Papua. Titus Bonai, Patrich Wanggai, Stevie Bonsapia, Lukas Mandowen, dan tentu saja Oktovianus Maniani. Selain kesamaan asal daerah, ada kesamaan ciri permainan dari kelima pemain tersebut, kecepatan. Walaupun jika diteliti lebih dekat memang Stevie Bonsapia dan Patrich Wanggai kecepatannya masih sedikit di bawah dari ketiga pemain lainnya. Dengan visi bermainnya yang baik Stevie tidak kalah bagus dari rekan-rekannya yang lebih cepat, begitu juga dengan Patrich Wanggai dengan kekuatan teknik dan naluri mencetak golnya yang mumpuni.
Tanpa bermaksud menggurui, saya bermaksud mengulas sedikit permainan dari kelima punggawa tersebut. Tentunya dari sudut pandang saya yang terbatas. Jika dilihat dari usianya yang masih sangat muda, permainan individual atau malah cenderung terlihat egois masih tampak pada permainan mereka, namun pastinya hal tersebut dapat dikurangi dengan terus melatih kerja sama dan kekompakan, selain itu arahan dari Coach RD pun akan sangat membantu. Selain kerja sama ada pula yang perlu dibenahi yaitu visi bermain, mereka pun harus melatih terus kecerdikan bermain agar permainan tim tidak mudah terbaca karena terlalu monoton atau mengandalkan cara yang itu-itu saja misalnya seperti terus menggiring bola ke depan tanpa memperhatikan tempo permainan kawan dan lawan, dengan teknik dan kecerdikan dalam bermain yang terus dilatih tentu saja mereka akan semakin lengkap sebagai pemain sepakbola.
Apapun hasil dari sepakbola Sea Games 2011, baik maupun buruk, jika diibaratkan burung garuda maka para pemain ini adalah garuda-garuda yang masih bisa terbang jauh lebih tinggi lagi. Bukan hanya garuda dari pulau cendrawasih tentunya. Semua garuda punya kesempatan yang sama asal masih mau dan terus mengepakkan sayap. Dengan sedikit syarat sederhana: atmosfer langit sepakabola Indonesia juga ikut mendukung mereka. Garuda-garuda terbang tinggi, Indonesia bangga. Mutualisme bukan?
wallahualam.
Kamis, 27 Oktober 2011
Opini: Revolusi atau Pembersihan? (jilid 2)
Revolusi atau pembersihan? dari judulnya terlihat agak berlebihan memang, namun cukup mewakili situasi yang terjadi pada PSSI. Perubahan yang digembor-gemborkan di awal kepengurusannya bukan hanya omong kosong belaka, maka dari itu saya memberanikan diri memberi judul opini dengan kata-kata revolusi. Revolusi di sini mewakili perubahan yang terjadi hampir di setiap lini dari sudut pandang saya yang terbatas, mari kita mulai dari pergantian pelatih tim nasional PSSI senior di awal kepengurusan yang baru. Pergantian yang mendadak dan cukup mengherankan karena bila dilihat dari sisi kinerja, pelatih tim nasional senior sebelumnya tidak begitu mengecewakan, apalagi yang tampak di permukaan PSSI memiliki hubungan yang baik-baik saja dengan pelatih tersebut.
Cerita revolusi atau pembersihan PSSI yang lainnya muncul baru-baru ini dan masih sangat hangat untuk diperbincangkan bahkan untuk diperdebatkan. Perubahan itu antara lain pencabutan mandat PT. Liga Indonesia untuk menyelenggarakan kasta liga tertinggi di Indonesia, untuk kemudian diserahkan kepada PT. Liga Prima Sportindo. Kasta liga tertinggi Indonesia yang digarap oleh PT. Liga Prima Sportindo ini rencananya akan digelar dengan 24 klub peserta dengan 6 klub yang katanya mendapatkan "promosi gratis" karena latar belakang sejarah, dan dilihat dari logo ataupun nama liganya menurut saya agak berbau-bau liga tandingan yang pernah diselenggarakan di musim lalu. Soal yang itu saya belum berani berkomentar banyak.Perubahan lainnya adalah adanya beberapa verifikasi klub yang menimbulkan konflik internal di klub tersebut. Kembali ke sudut pandang saya yang penuh dengan kecurigaan, menurut saya inilah salah satu agenda revolusi atau pembersihan di tubuh PSSI dari sisa-sisa kepengurusan yang sebelumnya. Mungkin saja bukan? tapi berdasarkan tulisan saya sebelumnya, sebagai pecinta sepakbola marilah kita tunggu dan lihat saja apa yang akan terjadi dari proses perubahan ini, lebih baikkah? atau mungkin lebih buruk? wallahualam...
Read More..
Cerita revolusi atau pembersihan PSSI yang lainnya muncul baru-baru ini dan masih sangat hangat untuk diperbincangkan bahkan untuk diperdebatkan. Perubahan itu antara lain pencabutan mandat PT. Liga Indonesia untuk menyelenggarakan kasta liga tertinggi di Indonesia, untuk kemudian diserahkan kepada PT. Liga Prima Sportindo. Kasta liga tertinggi Indonesia yang digarap oleh PT. Liga Prima Sportindo ini rencananya akan digelar dengan 24 klub peserta dengan 6 klub yang katanya mendapatkan "promosi gratis" karena latar belakang sejarah, dan dilihat dari logo ataupun nama liganya menurut saya agak berbau-bau liga tandingan yang pernah diselenggarakan di musim lalu. Soal yang itu saya belum berani berkomentar banyak.Perubahan lainnya adalah adanya beberapa verifikasi klub yang menimbulkan konflik internal di klub tersebut. Kembali ke sudut pandang saya yang penuh dengan kecurigaan, menurut saya inilah salah satu agenda revolusi atau pembersihan di tubuh PSSI dari sisa-sisa kepengurusan yang sebelumnya. Mungkin saja bukan? tapi berdasarkan tulisan saya sebelumnya, sebagai pecinta sepakbola marilah kita tunggu dan lihat saja apa yang akan terjadi dari proses perubahan ini, lebih baikkah? atau mungkin lebih buruk? wallahualam...
Rabu, 21 September 2011
Review Pertandingan AC Milan vs Udinese
AC Milan menjamu Udinese di San Siro pada Kamis (22/9), kali ini Milan sebagai tim tuan rumah tentu saja mengincar kemenangan pertamanya di musim ini setelah mendapatkan hasil yang kurang maksimal pada dua pertandingan sebelumnya. sementara itu, Udinese datang ke San Siro dengan tekad untuk meneruskan tren positifnya yaitu menang di dua laga sebelumnya.
Sejak menit awal Milan memang terus menekan pertahanan Udinese namun tercatat tidak ada peluang yang benar-benar membahayakan di depan gawang kiper Handanovic,justru Udinese malah unggul lebih dulu melalui tendangan Antonio Di Natale yang memanfaatkan kesalahan penjaga gawang Christian Abbiati dalam mengantisipasi bola crossing di menit ke-20. skor 0-1 untuk tim tamu bertahan hingga turun minum.
Di babak kedua Milan kembali menguasai permainan untuk menyamakan kedudukan, hasilnya gol debutan El Shaarawy menyamakan skor menjadi 1-1. El Shaarawy menerima umpan dari Antonio Cassano dan menceploskannya ke gawang Handanovic. di menit ke-85 penyerang veteran Filippo Inzaghi masuk menggantikan Gianluca Zambrotta untuk menambah daya gedor Milan, namun hingga akhir pertandingan tidak ada gol tercipta untuk kedua tim, skor akhir 1-1.
Read More..
Sejak menit awal Milan memang terus menekan pertahanan Udinese namun tercatat tidak ada peluang yang benar-benar membahayakan di depan gawang kiper Handanovic,justru Udinese malah unggul lebih dulu melalui tendangan Antonio Di Natale yang memanfaatkan kesalahan penjaga gawang Christian Abbiati dalam mengantisipasi bola crossing di menit ke-20. skor 0-1 untuk tim tamu bertahan hingga turun minum.
Di babak kedua Milan kembali menguasai permainan untuk menyamakan kedudukan, hasilnya gol debutan El Shaarawy menyamakan skor menjadi 1-1. El Shaarawy menerima umpan dari Antonio Cassano dan menceploskannya ke gawang Handanovic. di menit ke-85 penyerang veteran Filippo Inzaghi masuk menggantikan Gianluca Zambrotta untuk menambah daya gedor Milan, namun hingga akhir pertandingan tidak ada gol tercipta untuk kedua tim, skor akhir 1-1.
Review Indonesia VS Bahrain
Pola 4-4-2 diterapkan oleh pelatih tim nasional Wim Rijsbergen. Dari susunan pemain memang terlihat timnas bakal mengeluarkan seluruh kekuatannya untuk meraih hasil maksimal, menang untuk tiga poin. Empat pemain bertahan yang dimainkan adalah Hamka, M. Robi, Benny Wahyudi, dan Muhammad Nasuha. Empat pemain tengah terbaik di Indonesia saat ini pun diturunkan Firman Utina, Ahmad Bustomi, Boaz Solossa, dan Muhammad Ridwan. Dilengkapi oleh dua striker tajam Bambang Pamungkas dan Cristian Gonzales.
Seperti yang dijanjikan oleh Rijsbergen sebelumnya, Timnas langsung keluar menyerang sejak menit awal, semangat terlihat dari permainan para punggawa timnas. Awalnya umpan-umpan pendek yang diterapkan cukup dapat merepotkan barisan pertahana bahrain. Namun pola serangan seperti itu tidak terlihat lama karena umpan-umpan pemain timnas yang sudah mulai dapat dibaca oleh para pemain bahrain. Permainan direct pass ke striker dilakukan setelah kedua sayap indonesia sudah terlihat tidak mampu lagi diandalkan oleh barisan belakang dan pemain tengah. Boaz solossa seolah kehilangan sentuhan, M. Ridwan tak mampu mengimbangi permainan bek kanan lawan. Hingga akhir permainan, pola tersebut tetap dipertahankan, jarak antara pemain tengah dan pemain depan yang cukup jauh membuat penyerangan mandek, konsentrasi lini belakang pun buyar. Akhirnya indonesia kembali kalah dengan dua gol yang terlihat cukup konyol menurut saya.
Maju terus sepakbola Indonesia.
Read More..
Seperti yang dijanjikan oleh Rijsbergen sebelumnya, Timnas langsung keluar menyerang sejak menit awal, semangat terlihat dari permainan para punggawa timnas. Awalnya umpan-umpan pendek yang diterapkan cukup dapat merepotkan barisan pertahana bahrain. Namun pola serangan seperti itu tidak terlihat lama karena umpan-umpan pemain timnas yang sudah mulai dapat dibaca oleh para pemain bahrain. Permainan direct pass ke striker dilakukan setelah kedua sayap indonesia sudah terlihat tidak mampu lagi diandalkan oleh barisan belakang dan pemain tengah. Boaz solossa seolah kehilangan sentuhan, M. Ridwan tak mampu mengimbangi permainan bek kanan lawan. Hingga akhir permainan, pola tersebut tetap dipertahankan, jarak antara pemain tengah dan pemain depan yang cukup jauh membuat penyerangan mandek, konsentrasi lini belakang pun buyar. Akhirnya indonesia kembali kalah dengan dua gol yang terlihat cukup konyol menurut saya.
Maju terus sepakbola Indonesia.
Senin, 18 Juli 2011
Opini: Revolusi atau Pembersihan?
Bismillah.
Alhamdulillah, setelah cukup lama tidak menulis akhirnya saya memberanikan diri untuk kembali belajar berani menyampaikan opini. Ya, opini, sekali lagi saya tulis opini, karena tulisan ini hanya disampaikan dari sudut pandang saya sebagai penulis dan kurang didukung oleh fakta-fakta yang aktual.
Kali ini tulisan saya kembali mengenai sepakbola tepatnya PSSI. Pasca terpilihnya Djohar Arifin Husin sebagai Ketua Umum PSSI periode 2011-2015, saya melihat berita di salah satu televisi swasta yang mengabarkan tentang pemecatan pelatih kepala Tim Nasional, Alfred Riedl. Dalam forum-forum di internet, televisi ini cukup terkenal agak berlebihan dalam mengabarkan berita. Setelah melihat berita pemecatan tersebut dari televisi yang saya maksud akhirnya saya kurang lebih setuju dengan pendapat forum-forum di internet. Di berita tersebut, pemecatan Alfred Riedl disangkutpautkan dengan pembersihan kepengurusan PSSI dari masa dan massanya Nurdin Halid.
Terlepas dari benar atau salahnya sangkut paut berita tersebut, permasalahan sebenarnya adalah sama sekali tidak ada masalah dan tidak ada yang salah dengan kepengurusan yang baru. Itu kan kebijakan mereka, itu kan hak mereka. Biar waktu, sejarah, dan masyarakat pecinta sepakbola nasional yang menentukan tepat atau tidaknya kebijakan mereka. Kalaupun pembersihan kepengurusan dari sisa-sisa kejayaan Nurdin Halid atau yang biasa disebut media sebagai revolusi PSSI memang benar adanya, idealnya kritik tidak usah berlebihan. Cobalah untuk bersikap dewasa. Pemilihan setiap individu di kepengurusan PSSI toh sudah dipikirkan oleh Kepengurusan yang baru, ya walaupun entah dipikirkan secara matang atau setengah matang. Yang pasti pemilihan pengurus tersebut pastinya orang-orang yang bisa dan cocok untuk diajak kerja sama oleh kepengurusan baru. Bukannya itu suatu hal yang wajar? menurut saya sangat wajar. Masalah intervensi dari pihak luar bagaimana? Sekali lagi, kalaupun benar ada intervensi, idealnya kritik tidak berlebihan dan sebaiknya kita tunggu saja hasilnya. Setelah hasil dapat dilihat, baru layangkan kritik, saran, dan evaluasi.
Revolusi atau Pembersihan? wallahu a'lam. Saya lebih suka menunggu hasil karena saya belum terlibat dalam PSSI, apa yang bisa saya lakukan...? just wait and see.
Read More..
Alhamdulillah, setelah cukup lama tidak menulis akhirnya saya memberanikan diri untuk kembali belajar berani menyampaikan opini. Ya, opini, sekali lagi saya tulis opini, karena tulisan ini hanya disampaikan dari sudut pandang saya sebagai penulis dan kurang didukung oleh fakta-fakta yang aktual.
Kali ini tulisan saya kembali mengenai sepakbola tepatnya PSSI. Pasca terpilihnya Djohar Arifin Husin sebagai Ketua Umum PSSI periode 2011-2015, saya melihat berita di salah satu televisi swasta yang mengabarkan tentang pemecatan pelatih kepala Tim Nasional, Alfred Riedl. Dalam forum-forum di internet, televisi ini cukup terkenal agak berlebihan dalam mengabarkan berita. Setelah melihat berita pemecatan tersebut dari televisi yang saya maksud akhirnya saya kurang lebih setuju dengan pendapat forum-forum di internet. Di berita tersebut, pemecatan Alfred Riedl disangkutpautkan dengan pembersihan kepengurusan PSSI dari masa dan massanya Nurdin Halid.
Terlepas dari benar atau salahnya sangkut paut berita tersebut, permasalahan sebenarnya adalah sama sekali tidak ada masalah dan tidak ada yang salah dengan kepengurusan yang baru. Itu kan kebijakan mereka, itu kan hak mereka. Biar waktu, sejarah, dan masyarakat pecinta sepakbola nasional yang menentukan tepat atau tidaknya kebijakan mereka. Kalaupun pembersihan kepengurusan dari sisa-sisa kejayaan Nurdin Halid atau yang biasa disebut media sebagai revolusi PSSI memang benar adanya, idealnya kritik tidak usah berlebihan. Cobalah untuk bersikap dewasa. Pemilihan setiap individu di kepengurusan PSSI toh sudah dipikirkan oleh Kepengurusan yang baru, ya walaupun entah dipikirkan secara matang atau setengah matang. Yang pasti pemilihan pengurus tersebut pastinya orang-orang yang bisa dan cocok untuk diajak kerja sama oleh kepengurusan baru. Bukannya itu suatu hal yang wajar? menurut saya sangat wajar. Masalah intervensi dari pihak luar bagaimana? Sekali lagi, kalaupun benar ada intervensi, idealnya kritik tidak berlebihan dan sebaiknya kita tunggu saja hasilnya. Setelah hasil dapat dilihat, baru layangkan kritik, saran, dan evaluasi.
Revolusi atau Pembersihan? wallahu a'lam. Saya lebih suka menunggu hasil karena saya belum terlibat dalam PSSI, apa yang bisa saya lakukan...? just wait and see.
Minggu, 10 Juli 2011
Ketua Umum PSSI terpilih: Prof.Dr.Ir. Djohar Arifin Husin
Akhirnya PSSI dapat menyelenggarakan kongres dengan lancar, sekaligus memilih ketua umum yang baru untuk periode 2011-2015. Menurut hemat saya, ancaman sanksi yang akan diberikan oleh FIFA jika PSSI kembali gagal menyelesaikan kongresnya adalah salah satu penyebab suksesnya Kongres PSSI tersebut. Kelompok 78 yang akhirnya melunak dan tidak lagi mendukung Goerge Toisuttta maupun Arifin Panigoro, kali ini mengantarkan Prof.Dr.Ir Djohar Arifin Husin untuk menjadi orang nomor satu di PSSI. Selamat bertugas kepada Bapak Prof.DR.Ir Djohar Arifin Husin.
Berikut ini adalah profil dari seorang Prof.Dr.Ir Djohar Arifin Husin:
DATA PRIBADI
Nama Lengkap : Prof Dr Ir Djohar Arifin Husin.
Tempat, Tanggal Lahir : Tanjung Pura, 13 September 1950
Agama : Islam
Pekerjaan : Staf Pengajar Kopertis Wilayah I DPK UISU
Jabatan Terakhir : Staf Ahli Menteri Negara Pemuda dan Olahraga
Status Pernikahan : Menikah, 1 isteri, 4 anak, 3 cucu
Nama Isteri : Marina Hutabarat
Hobi : Olahraga Sepakbola, Tenis, Renang. Membaca
Keahlian Khusus : Pertanian Perkebunan, Perencanaan Kota dan Wilayah
PENDIDIKAN
Doktor (Ph.D) Bidang Perencanaan Kota & Wilayah, Universiti Malaya, Malaysia.
Akta Mengajar (Akta V) Universitas Terbuka, Indonesia
Sarjana Pertanian Perkebunan (Ir) Fakultas Pertanian USU, Medan.
Sarjana Muda (BSc) Bidang Perkebunan, Fakultas Pertanian USU, Medan.
Madrasah Rendah, Menengah Pertama, Menengah Atas di Tanjung Pura, Langkat.
SD, SMP, SMA Negeri di Tanjung Pura, Langkat, Sumatera Utara
PENGHARGAAN
Penghargaan Dosen Teladan Tkt Nasional, (Adihtya Tridharma Nugraha) 1985.
Penghargaan Pembina Olahraga Sumatera Utara, 2003.
Satya Lencana Pengabdian 20 tahun PNS.
Gelar Adat Dari Kesultanan Serdang Sumatera Utara “Datuk Pandita Indra Wangsa” Tahun 2007.
PENGALAMAN OLAHRAGA
Pemain PSL Langkat 1968-1969
Pemain PSMS Medan 1973- 1976
Wasit Nasional dan Internasional 1976- 1987
Pelatih Sepakbola bersertifikat S3
Macht Inspector PSSI 1987
International Football Match Inspector 2003
Menejer Tim Nasional PSSI Yr ke Kejuaraan Asia di Bangkok,1994
Pelatih Tim Nasional Timnas Mahasiswa ke POM Asean di Singapora,1994
Menejer Tim Nasional PSSI dalam rangka uji coba ke Myanmar, 2003
Menejer Tim Nasional PSSI Yr ke Kejuaraan Asean di Vietnam, 2003
Ketua Komisi wasit PSMS Medan 1977-1980
Ketua komisi Wasit Komda PSSI Sumut 1981-1984
Wakil Sekretaris Komda PSSI Sumut 1984-1988
Sekretaris Komda PSSI Sumut 1988-1996
Wakil Ketua Komda PSSI Sumut 1996-2000
Wakil Ketua Umum Pengda Tae Kwon Do Sumatera Utara 1994-1998
Ketua Komda PSSI Sumut 2000-2004
Ketua Harian KONI Sumut 2003
Ketua Bidang Litbang KONI Pusat 2003
Sekretaris Jenderal KONI Pusat 2003-2005
Anggota Sea Games Federation 2003-2005
Vice President The Islamic Solidarity Sports Federation 2005-2009
Ketua Umum PB Persatuan Olahraga Zulkarnaeh Indonesia
Ketua Umum PB Persatuan Taugh Seluruh Indonesia
Vice Presiden Federasi Olahraga Sambo Asia
Ketua Umum PB Persatuan Sambo Indonesia
Dari profil tersebut dapat kita lihat, prestasi pribadi dan pengalamannya yang cukup mumpuni untuk menjadi seorang Ketua Umum PSSI. Semoga Bapak Prof.Dr.Ir Djohar Arifin Husin dapat menjalankan amanah yang diembannya dengan baik dan menyajikan perubahan pada persepakbolaan nasional.
sumber: detiksport.com
Read More..
Rabu, 06 Juli 2011
Profil Singkat Calon Ketua Umum PSSI
Berikut profil singkat kandidat ketua umum PSSI Periode 2011-2015:
1. Agusman Effendi
Pria kelahiran 5 Agustus 1954 ini lebih dikenal sebagai seorang pengusaha dan politisi. Ia pernah menjadi Komisaris Utama PT Bukit Nusa Indah Perkasa Jakarta (1995-2001), Komisaris Utama PT Tatawira Sakti Jakarta (1995-2001) dan Dirut PT Lautan Berlian Realty Jakarta (1998-2004). Agusman juga diketahui merupakan politisi Partai Golkar. Untuk pengalaman di sepakbola, ia pernah menjadi pejabat Plt Ketum PSSI di tahun 2004 saat Nurdin Halid terbelit kasus pidana.
2. Adhan Dambea
Ketua klub Persigo Gorontalo, Adhan Dambea, resmi menjadi satu dari 18 calon Ketua Umum PSSI. Ia dicalonkan oleh Pengurus cabang PSSI Provinsi Gorontalo.
Selain aktif di kepengurusan sepakbola, ia juga menjabat sebagai Wali Kota Gorontalo. Saat ini, ia menjadi ketua Nasional Demokrat Gorontalo
3. Jusuf Rizal
Jusuf Rizal dikenal sebagai Presiden LIRA (Lumbung Informasi Rakyat). Selain aktif di LIRA, Jusuf juga pernah menjabat sebagai Direktur Pembinaan Usia Muda PSSI. Disamping itu, ia juga pernah menjabat sebagai Direktur Marketing dan Promosi PSSI. Atas pengalamannya berkecimpung di PSSI, Jusuf pun memberanikan diri maju dalam bursa calon Ketua Umum PSSI.
4. Syarif Bastaman
Pria kelahiran Tasikmalaya, 12 Juni 1963 ini dikenal sebagai politisi Senayan. Saat ini Syarif masih menjabat sebagai anggota DPR RI Komisi VII dari fraksi PDI Perjuangan. Di internal partai, pria yang biasa di panggil Syabas ini juga menjabat sebagai Sekjen Banteng Muda Indonesia. Berbagai jabatan di dunia olahraga ia emban seperti Ketua Persatuan Squash Indonesia, Ketua Harian GABSI (Bridge). dan sebelumnya pernah menjabat sebagai Ketua Bidang Hukum PSSI.
5. IGK Manila
I Gusti Kompyang Manila S.Ip adalah pensiunan Mayor Jenderal TNI AD (POM ABRI) kelahiran Singaraja, 8 Juli 1942. Manila mengawali karir militer saat lulus Akademi Militer Nasional pada tahun 1964. Jabatan yang pertama diemban adalah sebagai Danton Yon PP 1965. Selanjutnya, berbagai jabatan militer diemban, antara lain ADC Pangkopur Pom IV Kalbar 1966, Kabag Hartib Disprovad 1978, dan Pusdik POM 1985 hingga Staf Ahli Pangab 1993. Bukan hanya dunia militer yang dijalani, Manila juga turut aktif di olahraga Sepakbola. Pada tahun 2007, IGK Manila pernah menjabat sebagai Ketua BWSI (Badan Wasit Seluruh Indonesia) PSSI. IGK Manila juga pernah menjabat sebagai manajer Persija Jakarta.
6. Habil Marati
Pria kelahiran 7 November 1962 ini dikenal sebagai politisi dari Partai Persatuan Pembangunan. Meski demikian, dunia sepakbola bukanlah sesuatu yang asing baginya. Ia pernah menjabat sebagai penasehat PSSI Sumut 2002-2005.
7. Wahidin Halim
Pria kelahiran Tangerang, 14 Agustus 1954 ini menghabiskan hidupnya lebih banyak di dunia pemerintahan. Wahidin Halim mengawali karir di 1978 sebagai Kepala Desa Pinang. Tahun demi tahun berbagai jabatan pernah ia jalani seperti Camat Tigaraksa, Camat Ciputat, Sekda Kota Tangerang hingga jabatan puncak sebagai Walikota Tangerang selama dua periode (2003-2008 dan 2008-2013). Ada 3 cabang olahraga yang ia tekuni hingga kini yakni sepak bola, badminton, dan catur. Wahidin pernah menjadi pengurus dan manajer Persita. Saat ini, Waihidin masih menjabat sebagai Ketua Umum Persikota Tangerang. Dua klub ini telah memberinya pengalaman berharga dalam mengurusi sepakbola nasional
8. Sarman
Sarman El Hakim adalah ketua Masyarakat Sepak Bola Indonesia (MSBI). Ia juga merupakan Ketua Sepakbola Alumni Universitas Indonesia. Majunya Sarman dalam bursa Ketum PSSI 2011-2015 didukung oleh Persikad Depok
9. Yesaya Buenei
Yesaya adalah Ketua Umum Persiwar Waropen dan juga Bupati Waropen Papua. Ia juga pernah menjabat beberapa posisi penting di pemerintahan Provinsi Papua.
10. Sutiyoso
Sutiyoso adalah seorang politikus dan mantan tokoh militer Indonesia berbintang tiga. Berbagai jabatan militer pernah diemban pria 66 tahun ini. Namun sosoknya mulai mencuat saat terpilih sebagai komandan resimen terbaik se-Indonesia ketika menjabat Kepala Staf Kodam Jaya pada 1994. Pria kelahiran Semarang, 6 Desember 1944 ini juga pernah menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta selama dua periode, mulai 6 Oktober 1997 hingga 7 Oktober 2007. Jabatan lain yang dipegang oleh Sutiyoso ialah Ketua Ketua Umum Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) periode 2004 - 2008. Di sepakbola, Sutiyoso juga bukan orang awam. Selama menjadi Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso juga menjadi pembina Persija Jakarta. Bersama Bang Yos, Persija pernah merebut juara Liga Indonesia VII, 2011.
11. Erwin Aksa
Pria 33 tahun ini menjabat sebagai Ketua Umum Badan Pengurus Pusat HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia). Erwin sejak lama dikenal sebagai seorang pengusaha. Saat ini, dia masih menjabat sebagai Presiden Direktur Bosowa Corporation. Sejak remaja, Erwin telah berkecimpung dalam dunia olah raga, khususnya sepak bola. Erwin saat itu menjadi manager klub sepak bola profesional termuda di Indonesia di usia 24 tahun. Erwin memimpin PSM Makassar selama 4 musim sejak 1999-2003 dan mampu membawa PSM dua kali menjadi runner-up Ligina. Selain memimpin PSM, Erwin membawa perusahaan yang dipimpinnya, Semen Bosowa, menjadi sponsor utama sejumlah klub besar seperti PSM dan Persipura Jayapura. Semen Bosowa juga pernah mengelola Persim Maros yang berlaga di kompetisi Divisi 1 PSSI.
12. Iman Arif
Pengusaha kelahiran 27 November 197 ini dikenal sebagai sosok yang mencintai dunia sepakbola. Itu dibuktikan dengan sejumlah jabatan yang ia emban di sepakbola seperti Deputi Bidang Teknis Badan Timnas Nasional, Direktur Sekolah Sepakbola Arsenal Indonesia dan Presdir Indonesia Football Academy. Kabarnya, Iman juga memiliki 20 persen saham klub sepakbola Inggris, Leicester.
13. Achsanul Qosasi
Pria kelahiran Sumenep 10 Januari 1966 ini lebih dikenal sebagai politisi Partai Demokrat. Qosasi adalah anggota DPR RI dan pengurus DPP Partai Demokrat. Selain dunia politik, hingga saat ini ia masih menjabat sebagai bendahara PSSI.
14. Indra Muchlis Bin Adnan
Pria kelahiran Riau, 29 Desember 1966 ini adalah sosok yang aktif di beragam kegiatan. Selain dikenal sebagai politisi Partai Golkar dengan menjabat Ketua DPD Golkar Riau, ia juga dikenal sebagai Ketua Dewan Pembina di lembaga pendidikan yang berada di daerahnya. Pria yang meraih gelar S2 di Universitas Malaysia ini punya pengalaman memimpin organisasi sepakbola PSSI Riau.
15. Djohar Arifin
Djohar Arifin adalah mantan staf ahli Menpora. Ia berpengalaman pernah menjabat sebagai Sekjen KONI Pusat dan Ketua Pengda PSSI Sumut. Djohar mencalonkan diri sebagai calon Ketum PSSI dengan didukung oleh PS Madina Medan Jaya.
16. Robertus Indratno
Robertus Indratno lahir di Karanganyar, 21 Maret 1060. Lulusan Spesialis-1 (Sp-1) International Intitute for Hydraulic and Environmental Engineering (IHE), Delft-The Netherlands ini memiliki banyak pengalaman tentang dunia sepakbola. Khususnya di Papua, ia pernah menjabat sebagai Manajer tim Persipura U-21, Ketua Umum Liga Non Amatir Persipura Jayapura dan Ketua Harian Persewar Waropen (Papua).
17. Japto S Soerjosoemarno
Pria kelahiran Solo, Jawa Tengah, 16 Desember 1949 ini dikenal sebagai tokoh pemuda di Indonesia. Japto merupakan salah satu tokoh organisasi kemasyarakatan Pemuda Pancasila. Selain aktif di Pemuda Pancasila, ia juga aktif dalam organisasi FKPPI (Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan dan Putra-Putri ABRI). Sedangkan di dunia politik, ia menjabat sebagai Ketua Umum DPP Partai Patriot. Di samping bergelut di dunia politik, dia juga adalah seorang tokoh penyayang dan pelestarian binatang WWF.
18. Tahir Mahmud
Satu lagi sosok yang muncul menjadi calon ketua umum PSSI periode 2011-2015 adalah Tahir Mahmud. Ia pernah memiliki pengalaman dalam organisasi sepakbola dengan menjadi Manajer PSM Makassar di era perserikatan.
sumber: 1, 2 Read More..
Selasa, 31 Mei 2011
Short Circuit Evaluation
Pada bahasa pemrograman java kita akan menemukan operator logika AND yang diberi tanda && dan operator boolean logika AND yang diberi tanda &, selain itu kita juga akan menemukan operator logika OR yang diberi tanda || dan operator boolean logika OR yang ditandai dengan |. Lalu apa perbedaan dari masing-masing tanda tersebut? Perbedaannya adalah pada operator boolean logika && dan || mendukung short circuit evaluation. Short circuit evaluation dapat diartikan sebagai evaluasi per bagian, contohnya jika diberikan dua operand yaitu a && b, maka apabila a bernilai salah maka operator && akan langsung mengemballikan nilai false tanpa harus mengevaluasi operand b. Demikian juga sama halnya dengan operator boolean logika ||, contohnya jika a || b kemudian setelah dievaluasi a bernilai true maka operator boolean logika || akan langsung mengembalikan nilai true tanpa harus mengevaluasi nilai dari b. Wallahualam. :-)
Read More..
Minggu, 29 Mei 2011
Konsekuensi Totalitas Messi dan Zanetti
Saya punya seorang teman yang sedang memiliki hobi baru, blogging. Luar biasanya teman saya ini, bila sedang tidak ada kegiatan lain bisa hampir 12 jam dia menghabiskan waktunya di depan komputer untuk blogging. Kemudian terbersit dalam pikiran saya untuk membuat sebuah tulisan kecil tentang totalitas. Totalitas kawan saya dan totalitas dua pemain sepakbola Argentina yang di akhir musim kompetisi meraih sukses gemilang, Lionel Messi dan Javier Zanetti.
Biarkan saya mulai dari Javier Zanetti yang bisa disebut sebagai pemain veteran berusia 37 tahun, saat ini masih menjadi andalan dan kapten tim Inter Milan dengan total penampilan memperkuat Inter Milan sebanyak lebih dari 500 pertandingan dalam 15 tahun karirnya di klub tersebut, luar biasanya Javier Zanetti yang akrab dengan julukan il capitano ini selalu menjadi pilihan utama starting eleven di tangan pelatih berbeda. Puncak prestasinya yaitu saat Inter Milan meraih gelar treble winner di bawah asuhan pelatih bertangan dingin Jose Mourinho, Javier meraih gelar Liga Champion Eropa, Scudetto, dan Coppa Italia. Setahun berikutnya, Inter Milan yang ditinggalkan oleh Jose Mourinho mengalami penurunan prestasi hanya mampu mempertahankan gelar Coppa Italianya.Gelar itu pun tak lepas dari peran penting seorang Javier Zanetti melalui totalitasnya untuk Inter Milan. Totalitas Javier menurut saya dapat dilihat melalui cara bermainnya yang sangat memiliki visi dalam bertahan maupun menyerang, selain itu loyalitas pengabdiannya kepada Inter Milan pun dapat saya katakan sebagai wujud totalitas. "Inter adalah Tim Juara" hal tersebutlah yang dikatakan oleh seorang Javier saat timnya meraih gelar Coppa Italia 2011.
Lain Zanetti lain Messi, totalitas seorang Javier mudah terlihat karena kematangan usianya. Lalu dari segi apa saya katakan bila Messi memiliki totalitas untuk sebuah permainan sepakbola. usianya masih muda, 23 tahun. Cukup mudah dilihat, prestasinya saja sudah cukup membuktikan bahwa Messi benar-benar total dalam kariernya di sepakbola, 2 kali menjadi pemain terbaik dunia, 3 kali meraih gelar Liga Champions Eropa, dan masih banyak yang lainnya. Dari gaya permainannya pun Lionel Messi menunjukkan totalitasnya untuk tidak menyerahkan bola kepada lawan-lawannya, setipe dengan seniornya Javier Zanetti. " Barca ingin terus meraih kemenangan karena Kami tak akan puas sebelum meraih juara" Ungkap Messi setelah meraih gelar Liga Champions.
Bedanya Messi dan Zanetti dengan teman saya yang hobi blogging tersebut hanyalah pencapaiannya. Semoga teman saya tetap berkomitmen menjaga totalitasnya untuk kemudian menerima konsekuensi pencapaian prestasi yang luar biasa. Semoga...
Read More..
Biarkan saya mulai dari Javier Zanetti yang bisa disebut sebagai pemain veteran berusia 37 tahun, saat ini masih menjadi andalan dan kapten tim Inter Milan dengan total penampilan memperkuat Inter Milan sebanyak lebih dari 500 pertandingan dalam 15 tahun karirnya di klub tersebut, luar biasanya Javier Zanetti yang akrab dengan julukan il capitano ini selalu menjadi pilihan utama starting eleven di tangan pelatih berbeda. Puncak prestasinya yaitu saat Inter Milan meraih gelar treble winner di bawah asuhan pelatih bertangan dingin Jose Mourinho, Javier meraih gelar Liga Champion Eropa, Scudetto, dan Coppa Italia. Setahun berikutnya, Inter Milan yang ditinggalkan oleh Jose Mourinho mengalami penurunan prestasi hanya mampu mempertahankan gelar Coppa Italianya.Gelar itu pun tak lepas dari peran penting seorang Javier Zanetti melalui totalitasnya untuk Inter Milan. Totalitas Javier menurut saya dapat dilihat melalui cara bermainnya yang sangat memiliki visi dalam bertahan maupun menyerang, selain itu loyalitas pengabdiannya kepada Inter Milan pun dapat saya katakan sebagai wujud totalitas. "Inter adalah Tim Juara" hal tersebutlah yang dikatakan oleh seorang Javier saat timnya meraih gelar Coppa Italia 2011.
Lain Zanetti lain Messi, totalitas seorang Javier mudah terlihat karena kematangan usianya. Lalu dari segi apa saya katakan bila Messi memiliki totalitas untuk sebuah permainan sepakbola. usianya masih muda, 23 tahun. Cukup mudah dilihat, prestasinya saja sudah cukup membuktikan bahwa Messi benar-benar total dalam kariernya di sepakbola, 2 kali menjadi pemain terbaik dunia, 3 kali meraih gelar Liga Champions Eropa, dan masih banyak yang lainnya. Dari gaya permainannya pun Lionel Messi menunjukkan totalitasnya untuk tidak menyerahkan bola kepada lawan-lawannya, setipe dengan seniornya Javier Zanetti. " Barca ingin terus meraih kemenangan karena Kami tak akan puas sebelum meraih juara" Ungkap Messi setelah meraih gelar Liga Champions.
Bedanya Messi dan Zanetti dengan teman saya yang hobi blogging tersebut hanyalah pencapaiannya. Semoga teman saya tetap berkomitmen menjaga totalitasnya untuk kemudian menerima konsekuensi pencapaian prestasi yang luar biasa. Semoga...
Jumat, 27 Mei 2011
Microsoft Rilis Platform Mango
Persaingan platform untuk smartphone pada tahun ini diperkirakan akan semakin ketat dengan rencana peluncuran platform Windows Phone baru dengan codename Mango pada Juli ini. Kelebihan dari platform baru ini dari Windows Phone 7 adalah dengan disisipkannya 500 fitur baru termasuk Internet Explorer, terhubung dengan Twitter dan LinkedIn, terhubung dengan 17.000 aplikasi di online market, dan juga ada fitur Live Tiles yang untuk membaca informasi secara realtime tanpa harus menjalankan aplikasi karena berjalan dengan memanfaatkan latar belakang.
Berdasarkan pernyataan dari Microsoft, beberapa vendor handset siap mengadopsi Mango dalam smartphonenya yaitu Acer, Fujitsu, HTC, LG, ZTE, Samsung, dan termasuk juga mitra potensial Microsoft yaitu Nokia. Produk Nokia dan mIcrosoft yang akan digarap bersama oleh keduanya ini rencananya akan diluncurkan akhir tahun ini atau awal tahun 2012, dengan bergabungnya Nokia sebagai mitra strategis Microsoft maka persaingan antara iOS, Android, Symbian, dan Microsoft Windows Phone diprediksi akan semakin sengit. Saat ini pangsa pasar sistem operasi smartphone windows phone hanya 4%, tertinggal jauh dari Android yang menguasai 36%, Symbian 27%, dan iOS dengan 17%.
sumber: kompas.com
Read More..
Berdasarkan pernyataan dari Microsoft, beberapa vendor handset siap mengadopsi Mango dalam smartphonenya yaitu Acer, Fujitsu, HTC, LG, ZTE, Samsung, dan termasuk juga mitra potensial Microsoft yaitu Nokia. Produk Nokia dan mIcrosoft yang akan digarap bersama oleh keduanya ini rencananya akan diluncurkan akhir tahun ini atau awal tahun 2012, dengan bergabungnya Nokia sebagai mitra strategis Microsoft maka persaingan antara iOS, Android, Symbian, dan Microsoft Windows Phone diprediksi akan semakin sengit. Saat ini pangsa pasar sistem operasi smartphone windows phone hanya 4%, tertinggal jauh dari Android yang menguasai 36%, Symbian 27%, dan iOS dengan 17%.
sumber: kompas.com
Rabu, 25 Mei 2011
Seharusnya Mourinho, Seharusnya Karanka, Seharusnya Madrid, Seharusnya...
Kata 'seharusnya' mungkin saat ini menjadi layaknya hantu yang terus menggentayangi entrenador Real Madrid, Jose Mourinho dan asistennya Aitor Karanka. Berikut ini merupakan pernyataan yang disampaikan oleh Jose Mourinho yang saya kutip dari vivanews.com "Kami akan kembali pada 11 Juli dengan hasrat yang sama dan motivasi yang sama untuk selalu mencoba menghargai prestise dan sejarah mengagumkan Real Madrid. Akhirnya, saya ingin mengakhiri dengan harapan yang sangat sederhana, dimana musim yang akan datang kami akan bangkit dengan prinsip-prinsip di mana tak seorangpun akan melupakan."
"Bicara fair-play, respek kepada lawan Anda dan kartu merah untuk rasis semoga tidak hanya menjadi kata-kata. Mereka harus menjadikan kenyataan. Saya ulang, saya punya harapan musim depan kami dapat bangkit dari olahraga kita dengan memulihkan prinsip-prinsip fundamental itu," tegas Mourinho lagi. Pernyataan mengenai kartu merah untuk rasis itu tampak dialamatkan Mou untuk Sergio Busquets yang menyerang Marcelo dengan kata-kata rasis saat laga Madrid kontra Barca di semifinal Liga Champions Eropa. Di lain kesempatan Aitor Karanka selaku asisten dari Jose Mourinho pun melayangkan pernyataan yang mengindikasikan kata-kata seharusnya. Berikut ini pernyataan Karanka yang saya kutip langsung dari goal.com “Untuk menangani gaya bermain Barcelona, kami merencanakan dua gim berbeda. Kami memikirkannya demi hasil terbaik,” ujar Karanka kepada DT.
“Saya yakin bila semuanya berjalan normal, kamilah yang akan mencapai final Liga Champions,” tambahnya. Pernyataan kedua otak strategi Madrid tersebut memang sekilas tampak mengesankan bahwa merekalah pihak yang dirugikan dalam laga semifinal Liga Champions dan tidak seharusnya mereka tersingkir. Dan tidak seharusnya Barcelona yang lolos ke final.
Bicara soal prinsip fundamental yang dikatakan oleh Mourinho mungkin yang dimaksud olehnya adalah soal meraih kemenangan dengan cara-cara terhormat yang sesuai dengan prinsip Fair Play atau bermain dengan adil. Kalau memang itu yang dibicarakan, marilah sejenak kita menoleh ke belakang saat Mou memberikan instruksi agar Xabi Alonso dan Sergio Ramos sengaja mendapatkan kartu merah agar dapat beristirahat dan akumulasi kartu kuning keduanya hilang pada babak knock out,apakah itu yang disebut fair dan sesuai dengan prinsip fundamental sepakbola? ah Saya meragukannya. Lalu bicara mengenai Aitor Karanka tentang hal yang berjalan normal, memangnya apa yang tidak normal dari laga semifinal pada saat itu ? Peluit ditiup oleh wasit untuk memulai dan mengakhiri pertandingan, normal bukan? Soal ada pihak yang dirugikan atau lebih dirugikan wajar dalam sepakbola. Bukankah lebih terhormat untuk mengakui kekalahan tanpa mencari-cari kesalahan pihak yang menang?
Subjektifkah tulisan ini? Saya rasa tidak sama sekali. Saya tidak mengenal kedua pribadi yang saya tuliskan, justru mengagumi prestasi keduanya dan cara mereka meraihnya dengan kerja keras. Namun ada hal-hal yang prinsip dan fundamental saat seseorang belum dapat mencapai keinginannya, introspeksi diri dan tidak menimpakan kesalahan kepada pihak lain. Mohon maaf bila ada kurang berkenan.
Read More..
"Bicara fair-play, respek kepada lawan Anda dan kartu merah untuk rasis semoga tidak hanya menjadi kata-kata. Mereka harus menjadikan kenyataan. Saya ulang, saya punya harapan musim depan kami dapat bangkit dari olahraga kita dengan memulihkan prinsip-prinsip fundamental itu," tegas Mourinho lagi. Pernyataan mengenai kartu merah untuk rasis itu tampak dialamatkan Mou untuk Sergio Busquets yang menyerang Marcelo dengan kata-kata rasis saat laga Madrid kontra Barca di semifinal Liga Champions Eropa. Di lain kesempatan Aitor Karanka selaku asisten dari Jose Mourinho pun melayangkan pernyataan yang mengindikasikan kata-kata seharusnya. Berikut ini pernyataan Karanka yang saya kutip langsung dari goal.com “Untuk menangani gaya bermain Barcelona, kami merencanakan dua gim berbeda. Kami memikirkannya demi hasil terbaik,” ujar Karanka kepada DT.
“Saya yakin bila semuanya berjalan normal, kamilah yang akan mencapai final Liga Champions,” tambahnya. Pernyataan kedua otak strategi Madrid tersebut memang sekilas tampak mengesankan bahwa merekalah pihak yang dirugikan dalam laga semifinal Liga Champions dan tidak seharusnya mereka tersingkir. Dan tidak seharusnya Barcelona yang lolos ke final.
Bicara soal prinsip fundamental yang dikatakan oleh Mourinho mungkin yang dimaksud olehnya adalah soal meraih kemenangan dengan cara-cara terhormat yang sesuai dengan prinsip Fair Play atau bermain dengan adil. Kalau memang itu yang dibicarakan, marilah sejenak kita menoleh ke belakang saat Mou memberikan instruksi agar Xabi Alonso dan Sergio Ramos sengaja mendapatkan kartu merah agar dapat beristirahat dan akumulasi kartu kuning keduanya hilang pada babak knock out,apakah itu yang disebut fair dan sesuai dengan prinsip fundamental sepakbola? ah Saya meragukannya. Lalu bicara mengenai Aitor Karanka tentang hal yang berjalan normal, memangnya apa yang tidak normal dari laga semifinal pada saat itu ? Peluit ditiup oleh wasit untuk memulai dan mengakhiri pertandingan, normal bukan? Soal ada pihak yang dirugikan atau lebih dirugikan wajar dalam sepakbola. Bukankah lebih terhormat untuk mengakui kekalahan tanpa mencari-cari kesalahan pihak yang menang?
Subjektifkah tulisan ini? Saya rasa tidak sama sekali. Saya tidak mengenal kedua pribadi yang saya tuliskan, justru mengagumi prestasi keduanya dan cara mereka meraihnya dengan kerja keras. Namun ada hal-hal yang prinsip dan fundamental saat seseorang belum dapat mencapai keinginannya, introspeksi diri dan tidak menimpakan kesalahan kepada pihak lain. Mohon maaf bila ada kurang berkenan.
Senin, 24 Januari 2011
Daftar Pemain Timnas U-23
Berita yang sebenarnya sudah cukup basi, namun tidak ada salahnya dituliskan agak terlambat untuk sekedar berbagi informasi. Pelatih Timnas Alfred Riedl akhirnya mengumukan skuad Timnas U-23 yang akan berlaga di Pra Olimpiade 23 Februari dan 9 Maret mendatang melawan Turkmenistan. Tim ini selain dipersiapkan untuk Pra Olimpiade juga digembleng untuk mengikuti Sea Games yang akan dihelat pada November nanti. Para pemain yang lolos seleksi dari 7 januari terebut akan memulai pelatnasnya pada 24 Januari 2011. Berikut ini merupakan daftar nama pemain Timnas U-23:
1. Kurnia Mega (Arema Indonesia)2. Arditani Ardiyasa (Persija Jakarta)
3. Muhamad Ridwan (Persita Tangerang)
4. Abdul Hamid Mony (Persiba Balikpapan)
5. Safri Umi (Persiraja Banda Aceh)
6. Diaz Angga Putra (Persib Bandung)
7. Ahmad Farizi (Arema Indonesia)
8. Gunawan Dwi Cahyo (Sriwijaya FC)
9. Rahmat Latif (Sriwijaya FC)
10. Fachrudin (PSS Sleman)
11. Septia Hadi (PSPS Pekanbaru)
12. Okto Maniani (Sriwijaya FC)
13. Dendi Santoso (Arema Indonesia)
14. Egi Melgiansyah (Pelita Jaya)
15. Hendro Siswanto (Persela Lamongan)
16. Ramdani Lestaluhu (Persija Jakarta)
17. Nasution Karubaba (Perseman Manokwari)
18. Engelberth Sani (Pelita Jaya)
19. Johan Yoga (Persib Bandung)
20. Rishadi Fauzi (Persita Tangerang)
21. Aris Alfiansyah (Persela Lamongan)
22. Titus Bonai (Persipura Jayapura)
23. Risky Novriansyah (Persijap Jepara)
24. David Lali (Persipura Jayapura)
25. Yongki Aribowo (Arema Indonesia)
26. Ruben Wuarbanaran (dalam proses WNI & paspor Indonesia)
sumber: goal.com Read More..
Minggu, 23 Januari 2011
Hasil Kongres Ke-II PSSI 2011
Kongres ke-II PSSI yang diselenggarakan di Ballroom Hotel Pan Pacific, Tabanan, Bali akhirnya resmi ditutup pada Sabtu (22/01) sekitar pukul 16.00 waktu setempat. Kongres tersebut secara resmi langsung ditutup oleh Nurdin Halid selaku Ketua Umum PSSI.
Agenda utama dari Kongres ke-II PSSI adalah pengesahan laporan Ketua Umum PSSI, anggaran tahun 2010, pengesahan rencana tahun 2011, termasuk anggaran untuk kegiatan di tahun 2011. Beberapa keputusan lainnya adalah:
1. Pengesahan pemecatan klub Persema Malang dan Persibo Bojonegoro yang telah mengundurkan diri dari ISL dan bergabung dengan Liga Primer Indonesia (LPI)
2. Memberikan sanksi kepada PSM Makassar yang mengundurkan dari dari ISL ke LPI yaitu turun ke kompetisi Divisi I. Sanksi ini bisa berubah menjadi pemecatan, hanya saja sanksi akan diberikan pada kongres berikutnya. Pemecatan akan berlaku jika PSM tetap menjalani pertandingan LPI dan telah menggunakan hak pembelaannya di kongres
3. Pemberian sanksi oleh FIFA kepada tiga klub yaitu Persma Manado, Gaspa Palopo dan Persegi Gianyar
4. Kongres menetapkan 23 calon anggota baru PSSI yaitu Lhokseumawe FC, Pidie Jaya, PS Solsel, Tabir FC, PSSL, Porkab Koba, Cilegon Mandiri, Sultan Muda FC, Bandung Barat FC, Blaster FC, Petro Jabrix FC, Maung Bandung FC, Bina Putra FC, PS Tunas Yogya, Gresik Putra, Barabai FC, Persikat Katingan, Persibilmut, Persikokot, Nusaina FC, Persindung, Persidei, Persiyali
Hal-hal lain yang disepakati dalam kongres ini adalah menyetujui Pelatnas jangka panjang bagi Timnas U-23 yang akan berlaga di Sea Games 2011, menyerahkan kembali 99 persen saham PT. Liga Indonesia yang saat ini dikuasai oleh PSSI kepada seluruh klub peserta LSI mulai tahun 2011 dan menargetkan pada tahun 2014 nanti klub peserta LSI akan bebas dari penggunaan APBD. Dalam kongres ini juga Exco PSSI menetapkan Kongres pemilihan Ketua Umum PSSI akan diselenggarakan pada 19 Maret 2011 di Bintan, Kepulauan Riau.
sumber: http://www.pssi-football.com/id/view_news_111082.php?id=3288 Read More..
Tablet Maestro Evolve III
Alhamdulillah setelah sekian lama tidak menerbitkan artikel di blog menatapi awan ini akhirnya penulis kembali memiliki keinginan untuk menulis. Sebagai permulaan untuk mengembangkan kembali semangat yang sempat memudar maka penulis akan memulainya dengan berita singkat yang sumbernya dari beritateknologi.com. Artikel ini menampilkan informasi tentang gadget terbaru berupa tablet PC yang dikeluarkan oleh Maestro, Tablet Maestro Evolve III. Keunggulan utama dari tablet yang rencananya akan diluncurkan pada kuartal kedua tahun 2011 ini adalah kemampuannya untuk memiliki trple boot sekaligus yaitu Windows 7, Google Android, dan MeeGo Linux. Tablet ini dilengkapi dengan spesifikasi berupa CPU Intel Atom N475, memori 2GB RAM, dan penyimpanan 32 GB solid state disk. Tablet triple boot ini memiliki layar 10 inchi, WiFi dan 3G. Tablet ini pun dapat dikatakan cukup ringan karena hanya memiliki bobot 0,9 Kg. Read More..
Minggu, 02 Januari 2011
Liga Primer Indonesia
Liga Primer Indonesia adalah kompetisi yang diikuti 19 tim sepakbola profesional di Indonesia. Liga Primer Indonesia diselenggarakan oleh PT. LPI dengan chairman Arifin Panigoro. Liga ini belum mendapat persetujuan dari PSSI, sehingga penyelenggaraannya dianggap sebagai liga tandingan LSI yang sudah bergulir sebelumnya. Sedianya kompetisi LPI akan digelar pada 8 Januari mendatang, pada peluncuran kompetisi di Hotel Kempinski, Jakarta, Rabu (22/12). Arifin Panigoro selaku chairman PT. LPI mengatakan bahwa, "Ada tiga pilar penting untuk mengembangkan sepakbola Indonesia, yakni kompetisi yang mengedepankan good governance, pembinaan usia dini, serta pendekatan ilmiah." Nada penolakan sangat jelas terdengar dari pihak PSSI, melalui Ketua Umumnya, Nurdin Halid menegaskan bahwa tidak akan mengijinkan LPI digelar karena PSSI sudah memiliki LSI dan dalam statuta FIFA dijelaskan bahwa kompetisi yang berlangsung di Indonesia harus berafiliasi dengan PSSI.
Nugraha Besoes selaku Sekjen PSSI juga menyatakan penolakannya, menurutnya AFC dan FIFA tidak akan menerima adanya LPI. Namun, Kesit B Handoyo sebagai salah satu anggota tim perumus LPI menyatakan bahwa pembentukan LPI bukan tanpa perhitungan, mereka telah memberitahukan struktur kepengurusan LPI kepada Presiden, Menpora, KONI, PSSI, AFC, AFC Pro League Committe, dan tentu saja FIFA. Berikut ini merupakan 19 tim yang mengikuti Liga Primer Indonesia:
1. Aceh United
Pelatih: Lionel Charbonnier (Prancis)
Stadion: Harapan Bangsa, Banda Aceh (kapasitas 40.000)
2. Bali De Vata
Pelatih: Willy Scheepers (Belanda)
Stadion: Kapten I Wayan Dipta, Gianyar (kapasitas 25.000)
3. Bandung FC
Pelatih: Nandar Iskandar
Stadion: Siliwangi, Bandung (kapasitas 25.000)
4. Batavia Union
Pelatih: Roberto Bianchi (Brasil)
Stadion: Tugu, Jakarta (Kapasitas 20.000)
5. Bogor Raya
Pelatih: John Arwandy
Stadion: Persikabo, Bogor (kapasitas 15.000) dan Pajajaran, Bogor (kapasitas 12.000)
6. Cendrawasih Papua
Pelatih: Uwe Erkebrecher (Jerman)
Stadion: Mandala, Jayapura (kapasitas 30.000)
7. Jakarta 1928
Pelatih: Bambang Nurdiansyah
Stadion: Lebak Bulus (kapasitas 25.000)
8. Kabau Padang
Pelatih: Divaldo Alves (Portugal)
Stadion: Agus Salim, Padang (kapasitas 28.000)
9. Ksatria XI Solo
Pelatih: Branko Babic (Serbia)
Stadion: Manahan, Solo (kapasitas 24.000)
10. Makassar City
Pelatih: Michael Feichtenbeiner (Jerman)
Stadion: Andi Mattalata, Makassar (kapasitas 20.000)
11. Manado United
Pelatih: Muhammad Al Hadad
Stadion: Klabat, Manado (kapasitas 20.000)
12. Medan Bintang
Pelatih: Rene Van Eck (Belanda)
Stadion: Teladan, Medan (kapasitas 20.000)
13. Medan Chiefs
Pelatih: Jorg Steinebruner (Jerman)
Stadion: Teladan, Medan (kapasitas 20.000)
14. Persebaya
Pelatih: Aji Santoso
Stadion: Gelora 10 Nopember, Tambaksari, Surabaya (kapasitas 35.000)
15. Persema
Pelatih: Timo Scheuneman (Jerman)
Stadion: Gajayana, Malang (kapasitas 30.000)
16. Persibo
Pelatih: Sartono Anwar
Stadion: Letjen Haji Sudirman, Bojonegoro (kapasitas 15.000)
17. Real Mataram
Pelatih: Jose Basualdo (Argentina)
Stadion: Maguwoharjo, Yogyakarta (kapasitas 30.000)
18. Semarang United
Pelatih: Edy Paryono
Stadion: Jatidiri, Semarang (kapasitas 25.000)
19. Tangerang Wolves
Pelatih: Paulo Camargo (Brasil)
Stadion: Benteng (kapasitas 25.000)
semoga LPI tidak menjadi pemecah belah sepakbola Indonesia. Bravo Sepakbola Indonesia. Read More..
Langganan:
Postingan (Atom)